![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Deteksi Kanker Lebih Dini dan Akurat dengan Bantuan Teknologi Nuklir
Dokter dan tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan medis menggunakan teknologi PET CT-SCAN di RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/6). RSHS meluncurkan penggunaan PET CT-SCAN dan SPECT CT sebagai jenis pencitraan teknologi.
Foto: ANTARA/Novrian ArbiJAKARTA - Teknologi nuklir radioisotop dan radiofarmaka hadir sebagai solusi medis yang inovatif untuk mendukung pengobatan kanker yang lebih efektif dalam membantu deteksi dini kanker yang menjadi kunci peluang keberhasilan terapi.
"Teknologi nuklir adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknik yang berkaitan dengan penggunaan energi atau bahan dari reaksi nuklir. Salah satu penerapannya di bidang kesehatan adalah penggunaan radiofarmaka untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan mengobati penyakit, terutama kanker,” ujar Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKN-TMI), dr. Yustia Tuti, SpKNTM, Subsp.(K)Onk, FANMB melalui keterangan pers yang diterima, Jumat.
Dokter Yustia menjelaskan bahwa radiofarmaka merupakan senyawa kimia dengan inti atom radioaktif yang digunakan dalam diagnosis dan pengobatan kanker. Radiofarmaka digunakan dalam teknologi canggih seperti Positron Emission Tomography (PET Scan) dan Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Salah satu radiofarmaka yang paling umum digunakan dalam PET Scan adalah F18-Fluorodeoxyglucose (FDG), analog glukosa yang mengandung isotop radioaktif Fluor-18.
Sel kanker, yang memiliki metabolisme tinggi, menyerap FDG lebih banyak dibandingkan sel normal, memungkinkan PET Scan mendeteksi keberadaan dan penyebaran kanker secara akurat.
"Penyerapan F18-FDG yang lebih tinggi pada sel kanker memungkinkan PET Scan memberikan gambaran yang sangat akurat tentang lokasi dan tingkat penyebaran kanker. Prosedur ini aman karena dilakukan dengan dosis radiasi terukur dan mengikuti prinsip-prinsip keselamatan pasien,” tambah dr. Yustia.
Ia menekankan bahwa prosedur PET Scan aman jika dilakukan dengan menerapkan tiga prinsip dasar keselamatan radiasi. Pertama, justifikasi, yaitu manfaat prosedur harus lebih besar daripada risikonya. Prinsip kedua, optimisasi, yaitu penggunaan dosis yang terukur tanpa mengurangi kualitas diagnostik. Ketiga, pemantauan, yaitu pencatatan dosis radiasi secara ketat untuk memastikan keamanan pasien.
Meskipun penggunaan PET Scan melibatkan bahan radioaktif, prosedur ini tetap aman berkat pengawasan ketat dan dosis yang terukur. Sayangnya, perkembangan kedokteran nuklir di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju di Asia.
Untuk itu, salah satu perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menunjukkan komitmennya dengan membangun fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka, khususnya F18-FDG, untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih terjangkau dan berkualitas. Ant
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Polda Kalimantan Tengah Proses Oknum Polisi dalam Kasus Penipuan Pangkalan Gas Elpiji
- 4 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 5 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
Berita Terkini
-
Drone Berhulu Ledak Hantam Pelindung Radiasi PLTN Chernobyl, Ukraina Tuding Russia
-
Presiden Targetkan 6 Juta Siswa Sudah Terima Program MBG Akhir Juli 2025
-
Kapolri Dukung Swasembada Jagung Nasional Tingkatkan Ketahanan Pangan
-
The Script Sukses Gelar Konser Bertajuk Satellites World Tour di Jakarta
-
Cristiano Ronaldo, Atlet dengan Bayaran Tertinggi 2024