![Demi Kurangi Emisi, Uni Eropa Setuju Ulat dan Jangkrik Dikonsumsi](https://koran-jakarta.com/images/article/demi-kurangi-emisi-uni-eropa-setuju-ulat-dan-jangkrik-dikonsumsi-230126160504.png)
Demi Kurangi Emisi, Uni Eropa Setuju Ulat dan Jangkrik Dikonsumsi
![Demi Kurangi Emisi, Uni Eropa Setuju Ulat dan Jangkrik Dikonsumsi](https://koran-jakarta.com/images/article/demi-kurangi-emisi-uni-eropa-setuju-ulat-dan-jangkrik-dikonsumsi-230126160504.png)
Di Jerman, misalnya, sekitar separuh populasi berencana untuk makan lebih sedikit daging, sementara di Amerika Serikat, orang makan lebih banyak daging tetapi mengganti daging sapi dengan daging yang tidak terlalu mencemari seperti ayam. Protein serangga dapat memberikan alternatif yang murah, terutama dalam makanan olahan.
Antara 35 persen dan 60 persen dari berat kering serangga terdiri dari protein. Bagian ujung bawah lebih besar dari kebanyakan sumber protein nabati dan ujung atas lebih tinggi dari daging dan telur. Serangga lebih baik daripada hewan ternak dalam mengubah kalori. Mereka juga berkembang biak dengan cepat dan menambah berat badan dengan cepat.
Hanya segelintir penelitian yang mencoba mengatasi kerusakan lingkungan akibat memakan serangga. Penilaian siklus hidup yang diterbitkan pada tahun 2021 menemukan bahwa protein dari ulat bambu menggunakan 70 persen lebih sedikit lahan dan memompa 23 persen lebih sedikit gas rumah kaca ke atmosfer daripada mendapatkan jumlah protein yang sama dari ayam broiler.
Studi sebelumnya juga menemukan serangga lebih baik untuk lingkungan daripada daging tetapi lebih buruk daripada tumbuhan.
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya