
Delapan Seniman Bali Pamer Karya di Kawasan Borobudur
Pameran Special Perception memajang karya seni rupa delapan seniman asal Bali di Limanjawi Art House Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/1)
Foto: ANTARA/ Limanjawi Art House BorobudurMAGELANG - Delapan seniman asal Bali menggelar pameran bersama seni rupa bertajuk "Special Perception" di Limanjawi Art House di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, mulai 19 Januari hingga 12 Februari 2020.
Di galeri yang berada sekitar 600 meter timur Taman Wisata Candi Borobudur itu, menyuguhkan 37 karya seni rupa berupa patung dan lukisan karya dari seniman Dewa Made Mustika, Dewa Made Johana, Ida Bagus Komang Sindu Putra, I Gusti Agung Bagus Ari Marutha, Made Gede Putra, I Nyoman Arisana, Putu Sastra Wibawa, dan Widhi Kertiya Semadi.
"Karya-karya yang mereka pamerkan sebagai cara masing-masing secara kreatif memandang realitas dengan tetap bertumpu pada nilai-nilai tradisi," kata pemilik Limanjawi Art House Borobudur Kabupaten Magelang, Umar Chusaeni, di sela persiapan pameran tersebut di Borobudur, Sabtu (18/1).
- Baca Juga: Kebijakan Dagang AS Buka Jalan Indonesia Tingkatkan PDB
- Baca Juga: 244 Oknum Peradilan Dijatuhi Sanksi
Pameran Special Perception antara lain menampilkan karya berjudul Jejak-Jejak Elemen dari Dewa Made Johana, Melodi Senja karya Dewa Made Mustika, The Journey of Spirituality karya Gusti Agung Bagus Ari Marutha, dan Myth of Beauty dari Ida Bagus Komang Sindu Putra.
Selain itu ada karya Made Gede Putra yang berjudul Home and Body Series, Bermain Naga dari I Nyoman Arisana, A Glimmer of Hope karya Putu Sastra Wibawa, dan Face karya Widhi Kertiya Semadi.
Umar menyebut seniman-seniman itu secara konsisten mengembangkan kreativitas dalam menuangkan berbagai isu ke dalam karya seni rupa. "Kreativitas yang tidak pernah berhenti," ujar Umar, yang juga Koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) 15.
Ia berharap karya-karya seni rupa mereka bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat luas untuk terus menerus mengembangkan kreativitas. Pengajar Program Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha Bali Made Susanta Dwitanaya dalam tulisannya mengenai pameran tersebut mengemukakan bahwa para seniman menggunakan beragam medium dan mengangkat fokus tema beragam pula dalam karya-karya mereka.
Made Susanta mengemukakan bahwa keanekaragaman menghadirkan persepsi spesial. "Keanekaragaman tersebut hadir, karena tentu saja, karena tiap-tiap seniman memiliki persepsi-persepsinya yang spesial," kata kurator muda itu.
Berbagai persepsi spesial itu, ia mengatakan, kemudian secara sadar maupun bawah sadar berpengaruh terhadap metode penciptaan, pilihan medium, hingga cara memperlakukan medium sesuai dengan kebutuhan gagasan yang hendak dihadirkan masing-masing perupa. Ant/ils
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kemenag: Kuota 1.838 Jemaah Haji Khusus Belum Terisi
- 2 Kabupaten Meranti mulai laksanakan Program Makan Bergizi Gratis
- 3 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 4 Pram-Rano Akan Disambut dengan Nuansa Betawi oleh Pemprov DKI
- 5 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
Berita Terkini
-
Tim SAR susuri Sungai Buha cari bocah perempuan terseret air di Manado
-
Rupiah “Mendlep” Dampak Hasil Rapat The Fed
-
Breaking News! Prabowo Resmi Lantik Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Soemantri
-
Terjadi Juga Reshuffle Kabinet
-
Kejati Jateng Terima Titipan Uang Rp4,5 Miliar Terkait Kasus Dugaan Korupsi Sewa Plasa Klaten