Dekan Fakultas Kedokteran Unair Dukung Program Presiden Prabowo Turunkan Kasus TBC
Tangkapan layar - Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Budi Santoso dalam diskusi bertajuk "Isu-isu Krusial yang Dihadapi Pemerintahan Prabowo Subianto: Bidang Kesehatan", sebagaimana dipantau di Jakarta, Minggu (3/11/2024) malam.
Foto: ANTARA/Tri Meilani AmeliyaJakarta - Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Budi Santoso menyatakan mendukung program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terkait dengan penurunan jumlah kasus tuberkulosis (TBC).
"Tentu kita mendukung ini dan kita mengetahui bahwa target di tahun 2029 nanti, angka prevalensi sudah di bawah 50 per 100 ribu dan 2045 nanti 5 kasus TBC per 100 ribu," kata Prof Budi dalam diskusi bertajuk "Isu-isu Krusial yang Dihadapi Pemerintahan Prabowo Subianto: Bidang Kesehatan", sebagaimana dipantau di Jakarta, Minggu malam.
Menurut dia, usaha penurunan jumlah kasus TBC itu berperan penting dalam meningkatkan usia harapan hidup masyarakat Indonesia, sehingga visi Indonesia menjadi negara maju Indonesia Emas pada 2045 pun dapat tercapai.
"Jadi inilah usaha yang saya pikir harus tetap kita perkuat, harus tetap kita tunjang bersama-sama. Kita lakukan dukungan agar program pengurangan TBC yang sudah sangat besar ini bisa berhasil," katanya.
Diketahui, Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadikan upaya penurunan kasus tuberkulosis sebagai salah satu inisiatifnya di bidang kesehatan.
Pemerintahan Prabowo-Gibran diketahui akan menyelenggarakan program pemeriksaan kesehatan gratis, penurunan kasus TBC sebanyak 50 persen dalam lima tahun, dan membangun rumah sakit (RS) yang lengkap dan berkualitas di kabupaten.
Menurut laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meskipun TB dapat dicegah dan diobati, pada 2022 sebanyak 10,6 juta orang menderita TB, dan 1,3 juta orang di antaranya meninggal karena penyakit itu. Diketahui, TB adalah penyakit infeksius paling mematikan kedua setelah COVID-19, selain HIV dan AIDS.
Oleh karena itu, mengeliminasi TB pada tahun 2030 menjadi salah satu target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs????).
Adapun dari laman resmi TB Indonesia terdapat sebanyak 1.060.000 orang yang mengidap tuberkulosis, dengan angka kematian 134 ribu per tahun. Kemudian, terdapat 31 ribu orang yang mengalami Tuberkulosis Resistan Obat.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
- Waspada yang Akan Bepergian, Hujan Ringan hingga Deras Disertai Petir Mengguyur Indonesia Pada Sabtu
- Rute baru Kereta Cepat Whoosh