Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

“Circular Economy" Sektor Plastik Dapat “Income" dan Kurangi Polusi

Foto : Istimewa

Ketua KPNas, Bagong Suyoto, di pengepul pinggir TPST Bantargebang, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Kemudian Scroll.in (11 Desember 2021) menyajikan thema marine pollution: "Plastic pollution is threatening the wolrd's oceans - and the US share much of the blame". Amerika merupakan salah satu produsen plastik terbesar di dunia. Laporan baru National Academies of Science, Engineering and Medicine mengungkap dengan jelas, bahwa the United States is a big part of the problem.

Dalam laporan itu menunjukkan, tambah dia, bahwa Amerika Serikat memproduksi bagian besar dari suplai global plastik resin (plastik pembukus makanan) - material pendahulu untuk semua plastik industri dan produk-produk konsumen. Juga melakukan imports dan exports plastik nilainya miliaran dolar AS setiap tahun.

Meskipun dunia menginginkan perubahan dalam menggunakan plastik dan beralih pada plastik ramah lingkungan, namun sebagian orang, seperti pemulung dan pengepul masih tergantung pada beberapa jenis plastik. Karena sampah plastik masih memiliki nilai ekonomi. Harga plastik gabrugan/campuran 1.000-1.400 rupiah/kg. Jika sudah dipilah, harga PP gelas 4.500 rupiah/kg, botol mineral/PET 4.000-4.500 rupiah/kg, LD 5.000-6.000 rupiah/kg, ember 2.500 rupiah/kg. Harga plastik kantong kresek 450-500 rupiah/kg.

Kemampuan pemulung mengais sampah di TPA/TPST rata-rata 1-1,5 kw sampah gabrukan. Jika tenaga kuat, sehat dan gigih bisa mendapat 2 kw. Sampah hasil pungutan dibawa pulang, terus sortir. Seminggu atau dua minggu sekali menimbang pada bos/pengepul terdekat.

Plastik tersebut, tambah Bagong, ketika dicacah harganya semakin tinggi, dan setelah jadi biji plastik (bahan baku jadi) lebih tinggi beberapa kali lipat. Karena bahan setengah jadi dan siap ini merupakan material yang dibutuhkan industri daur ulang. Pemulung dan pelapak menjadi kontributor utama penyediaan bahan baku industri daur ulang, terutama plastik. Dukungan teknologi akan mampu meningkatkan nilai tambah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top