ChatGPT Berdampak Buruk bagi Lingkungan? Simak Kata Ahli Komputer
AI chatbots, mesin pencari, dan pembuat gambar dengan cepat menjadi arus utama, menambah jejak karbon AI.
Pemakaian listrik energi terbarukan juga bisa membuat operasional AI lebih rendah emisi sepertiga puluh ataupun seperempat puluh dibandingkan energi fosil. Caranya dengan penempatan sistem komputasi di lokasi yang memiliki banyak energi bersih, ataupun menjadwalkan operasi pada pagi-sore hari, kala pasokan energi terbarukan lebih banyak.
Akhirulkalam, tekanan sosial memang bisa mendorong perusahaan ataupun lab riset untuk mengumumkan jejak karbon model AI mereka-beberapa sudah melakukannya. Harapannya, pada masa depan, konsumen dapat menggunakan informasi tersebut untuk memilih chatbot yang ramah lingkungan.
Kate Saenko, Associate Professor of Computer Science, Boston University
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya