Catat, 15 Jenis Pekerjaan Ini Menurut WEF Bakal Berkembang Pesat pada 2030
Pekerja menyusun produk yang akan dipajang di galeri UMKM Rumah Edukasi Kenanga di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (9/10/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez AnggaraJAKARTA - World Economic Forum (WEF) melaporkan ada 15 jenis pekerjaan yang akan berkembang pesat dan 15 jenis pekerjaan lainnya akan turun atau tergantikan pada 2030.
Head of Work, Wages, and Job Creation at the World Economic Forum Till Leopold dalam laporan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (8/1), menyatakan hingga 2030, setidaknya ada 78 juta kesempatan lapangan kerja baru yang didominasi di sektor teknologi, data dan kecerdasan buatan, kurir pengiriman, keperawatan, tenaga pendidik, serta pertanian.
Angka tersebut merupakan hasil akumulasi proyeksi 170 juta lapangan kerja baru, namun di sisi lain hingga periode yang sama sebanyak 92 juta orang akan kehilangan pekerjaan.
Berikut daftar 15 jenis pekerjaan yang memiliki prospek tinggi:
-Sektor pertanian
-Jasa pengiriman barang
-Pengembangan aplikasi dan perangkat lunak
-Pekerja bangunan
-Penjual toko
-Pengolahan makanan
-Supir
-Perawat
-Pelayan restoran
-Manajer operasi dan general
-Pekerjaan sosial dan konseling
-Manajer proyek
-Tenaga pendidik universitas
-Tenaga pendidik sekolah menengah
-Asisten perawatan pribadi
Sementara daftar 15 pekerjaan yang akan tergantikan, sebagai berikut:
-Kasir dan petugas tiket
-Asisten administrasi dan sekretaris para eksekutif
-Petugas pembersih gedung
-Petugas pencatat bahan dan stok
-Sektor percetakan
-Pekerja akuntansi, pembukuan, dan pencatatan gaji
-Akuntan dan auditor
-Petugas transportasi dan kondektur
-Petugas keamanan
-Teller bank
-Petugas entry data
-Petugas pelayanan konsumen (costumer service)
-Desainer grafis
-Manajer administrasi dan pelayanan bisnis
-Petugas klaim, investigasi dan pemeriksa
Lebih lanjut, WEF menyatakan setidaknya ada 10 keterampilan yang dibutuhkan dan meningkat pesat di dunia kerja.
Keterampilan itu yakni, kecerdasan buatan dan big data, keamanan siber, literasi teknologi, pemikiran kreatif, adaptif, keingintahuan, kepemimpinan, manajemen manusia, pemikiran analisis, serta pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan laporan lebih dari seribu perusahaan secara global, kesenjangan keterampilan menjadi hambatan paling signifikan terhadap transformasi bisnis, dengan hampir 40 persen keterampilan, yang dibutuhkan dalam pekerjaan mengalami perubahan, dan 63 persen pengusaha menyatakan hal ini sebagai hambatan utama yang mereka hadapi.
WEF menyatakan keterampilan teknologi kecerdasan buatan, big data, dan keamanan siber diperkirakan akan mengalami pertumbuhan permintaan yang pesat, sehingga perlu diimbangi dengan pola pikir kreatif, fleksibilitas, dan ketangkasan para pekerja.
Menurut Till, ke depan kombinasi antara pemahaman teknologi dan pola pikir yang maju dibutuhkan dalam mengambil kesempatan lapangan pekerjaan yang ada.
"Sekarang waktunya bagi dunia usaha dan pemerintah untuk bekerja sama, berinvestasi pada keterampilan, dan membangun tenaga kerja global yang adil dan tangguh," kata Till Leopold.
Berita Trending
- 1 Jangan Lupa Nonton, Film "Perayaan Mati Rasa" Kedepankan Pesan Tentang Cinta Keluarga
- 2 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 3 Trump Mulai Tangkapi Ratusan Imigran Ilegal
- 4 Menkes Tegaskan Masyarakat Non-peserta BPJS Kesehatan Tetap Bisa Ikut PKG
- 5 Keren Terobosan Ini, Sosialisasi Bahaya Judi “Online” lewat Festival Film Pendek
Berita Terkini
- Iqbaal Ramadhan Ungkap Pendalaman Karakter dalam Film ‘Perayaan Mati Rasa’
- Bulan Depan WHO ke Indonesia. BPOM Langsung Cek Kesiapan Lab Uji Klinis
- Isyana Menangis Haru Lagu Terbarunya Jadi Pembuka Serial ‘Pokemon Horizon’
- Dorong Swasembada Pangan, Pertamina Fasilitasi Rumah Potong Unggas Raih Sertifikasi Halal
- PPRO Tawarkan Evenciio Apartment, Hunian Modern yang Dinamis untuk Mahasiswa Depok