Cara Menangani Penyakit Ginjal Kronis
ilustrasi ginjal
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Penyakit ginjal kronis (PGK) dapat mengganggu aktivitas penderitanya. Beban kesehatan tersebut seperti keluhan, komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal, serta pengobatan yang dijalankan, dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.
PGK ditandai dengan rasa mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kulit gatal yang berkepanjangan. Gejala lainnya berupa penurunan berat badan atau terjadi peningkatan berat badan akibat penumpukan cairan, dan sering buang air kecil terutama di malam hari.
Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dr Aida Lydia, PhD mengatakan, sepertiga pasien PGK belum mengetahui penyakit yang dialami ketika datang ke dokter. Ketika dilakukan pemeriksaan umumnya kondisi penyakit ginjal pasien yang sudah tahap lanjut.
"Pada ginjal yang fungsinya sudah sangat rendah dan telah terjadi komplikasi akut, membuat pilihan pengobatan yang ditawarkan juga terbatas," katanya, dalam acara Webinar, bertajuk "Hidup Berkualitas dengan Penyakit Ginjal," yang diadakan Rabu (10/3).
Agar masyarakat mengetahui akan tanda dan konsekuensi dari penyakit ginjal menurut Aida, edukasi pasien dan keluarganya terkait penyakit, komplikasi, tatalaksana, hingga pilihan pengobatan pasien yang mengalami PGK, perlu dilakukan.
"Pihak keluarga harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan dengan mengedepankan peran, nilai, prioritas, serta tujuan dari pasien itu sendiri. Melalui pendekatan patient-oriented outcomes yang mengedepankan kualitas hidup bagi pasien PGK akan banyak memberi manfaat," jelas dia.
Pendekatan patient-oriented outcomes atau hasil berorientasi pasien bertujuan untuk membentuk ketahanan pasien PGK, dengan meningkatkan hubungan sosial antar pasien. Hal ini dapat dicapai dengan misalnya membentuk kelompok pasien penyakit ginjal, atau dukungan berupa edukasi dan evaluasi pemahaman berkala dan dukungan moral antar sesama pasien.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI, dr. Rita Rogayah, SpP(K) menjelaskan, pemberdayaan dan peningkatan kemitraan dengan pasien serta adanya pendamping, adalah suatu strategi yang perlu digalakan.
"Langkah ini bertujuan dalam meningkatkan partisipasi hidup pasien ginjal kronis," katanya pada acara untuk memperingati hari Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day yang jatuh setiap 11 Maret tersebut.
Ia memaparkan, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan adaptasi pada pasien PGK, seperti keyakinan, budaya, agama serta faktor eksternal, hingga akses terhadap pusat kesehatan. Oleh karenanya dalam mencapai hidup yang berkualitas butuh pemahaman tentang peran masing-masing individu, baik pasien, keluarga, tenaga kesehatan hingga pembuat kebijakan.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Haryo Brono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Amunisi Sehat, Khofifah-Emil Dapat Dukungan Nakes Muda Jatim!
- 2 Empat Paslon Adu Ide dan Pemikiran pada Debat Perdana Pilgub Jabar
- 3 Banjir Dukungan, PDIP Surakarta Targetkan Kemenangan 70 Persen pada Pilkada 2024
- 4 Rem Blong Truk Bermuatan Berat Diduga Picu Tabrakan Beruntun di Cipularang
- 5 Pemkab Bekasi Diminta Gunakan Potensi Daerah