Sebabkan Kepunahan Massal Flora dan Fauna
Foto: afp/ ANGELA WEISSPeristiwa hujan lebat selama dua juta tahun yang dikenal dengan nama Peristiwa Pluvial Karnian (Carnian Pluvial Event/CPE) terjadi sekitar 233 juta tahun. Pada periode ini menciptakan perubahan yang mencolok karena dari kondisi kering yang biasa terjadi pada periode Trias akhir menjadi basah dan lembab.
Langit yang penuh badai bukanlah satu-satunya perubahan yang dihadapi Bumi. Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada 16 September di jurnal Science Advances, bukti fosil baru menunjukkan bahwa CPE sebenarnya adalah peristiwa kepunahan besar yang didorong oleh letusan gunung berapi.
Letusan gunung berapi ini menciptakan perubahan iklim yang mengakibatkan kematian sepertiga dari semua spesies laut, ditambah sejumlah besar tumbuhan dan hewan darat. Peristiwa kepunahan “hilang” ini tidak mencapai jumlah korban tewas dari lima kepunahan massal besar yang biasanya dibahas oleh komunitas ilmiah. Misalnya kepunahan pada periode Permian-Trias, yang terjadi hanya 20 juta tahun sebelumnya, mungkin telah memusnahkan 90 persen spesies yang masih hidup.
“Ciri utama CPE adalah bahwa kepunahan itu sangat cepat diikuti oleh radiasi besar (spesies baru),” penulis utama studi Jacopo Dal Corso, seorang profesor geologi di Universitas Geosains Tiongkok di Wuhan, mengatakan kepada reporter Scott Norris dari Eos.org.
“Sejumlah kelompok yang memiliki peran utama dalam ekosistem masa kini muncul atau terdiversifikasi untuk pertama kalinya di Karnia [zaman dalam Trias yang berlangsung dari 237 hingga 227 juta tahun lalu,” kata dia.
Ringkasan peristiwa kepunahan besar sepanjang masa, yang menyoroti Episode Pluvial Karnia baru pada 233 juta tahun lalu.
Kelompok-kelompok tersebut mencakup terumbu karang modern dan plankton di lautan, kata Dal Corso kepada Eos, serta kemunculan fauna darat seperti katak, kadal, buaya, kura-kura, dan kelompok dinosaurus baru yang beragam (yang akan berkembang biak di Bumi selama 150 juta tahun berikutnya).
Pohon konifer juga muncul pertama kali selama Karnia, yang selanjutnya menanam akar banyak ekosistem modern dan mengundang fajar dunia modern, tulis para penulis dalam makalah baru mereka.
Jadi, apa yang menyebabkan hujan yang mengubah dunia pada awalnya? Sulit untuk mengatakannya dengan pasti, tetapi penulis studi tersebut yakin jawabannya mungkin terletak pada ladang lava yang membentang di seluruh benua yang dikenal sebagai Provinsi Wrangelia.
Wilayahnya membentang ribuan mil di sepanjang pantai barat Kanada modern. Provinsi beku besar ini terbentuk oleh vulkanisme dahsyat selama Karnian, dan tumpang tindih, setidaknya sebagian dengan Peristiwa Pluvial Karnian
Studi sebelumnya memperkirakan bahwa letusan dahsyat tersebut melepaskan sedikitnya 5.000 gigaton karbon ke atmosfer (ratusan kali lebih banyak dari emisi global tahunan saat ini), yang kemungkinan memicu perubahan iklim ekstrem yang terjadi setelahnya. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
Berita Terkini
- Jadikan Kota Global, Pemprov DKI Ajak Kaum Wanita Betawi Berkontribusi Bagi Jakarta
- Mengagetkan, Justru Ini yang Akan Dilakukan Pramono Anung pada Hari Pertama Usai Dilantik Jadi Gubernur DKI
- Kerja Keras Membuahkan Hasil Manis, Mas Pram-Bang Doel Kenang Awal Mula Kampanye Pilkada Jakarta
- Ternyata Banjir Rob di Jakarta Utara Sempat Hambat Perjalanan KRL
- Perkuat Ekosistem IKM Fesyen dan Kriya Lokal, Kemenperin Bangun Gedung Baru di Bali