Cadangan Devisa Tergerus US$4,2 Miliar dalam Sebulan
Selain faktor eksternal terutama tekanan akibat keputusan the Fed menahan suku bunga tetap tinggi, aliran keluar tersebut juga menandakan gejala kurang menariknya menyimpan dalam rupiah. Sebagai dampak lanjutannya, nilai tukar pun melemah.
"BI bulan lalu sudah menaikkan suku bunga acuan sebagai upaya untuk menjaga nilai tukar rupiah, namun rupiah masih bertahan di sekitar 16.000 rupiah per dollar AS. Artinya, belum cukup tampak respons pasar terhadap kebijakan suku bunga tersebut," kata Aloysius.
Dalam kondisi seperti itu, maka penting meningkatkan kewaspadaan dan mengambil kebijakan di sektor riil yang mampu memacu industri terutama manufaktur.
Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, mengatakan posisi cadangan devisa yang tergerus itu diakibatkan beberapa faktor. Pertama, nilai impor yang meningkat akibat rupiah mengalami depresiasi terhadap dollar AS. Meski volume impor tetap, tetapi nilai impornya juga melonjak karena rupiah terus melemah terhadap dollar AS.
Kedua, harga minyak dan energi terus meningkat karena supply minyak di dunia berkurang akibat dampak konflik geopolitik yang terjadi seperti Israel-Iran dan Russia-Ukraina yang merupakan negara-negara produsen energi dan minyak.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya