Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 25 Sep 2024, 10:38 WIB

BUMN Pangan Harus Hasilkan Benih Tahan Cuaca Esktrem

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan didorong menjadi pusat benih terbesar di Indonesia. Dengan cara itu, Indonesia diharapkan bisa menghasilkan benih tahan terhadap cuaca ekstrem di tengah fenomena iklim yang kian menantang, produksi pangan kian terancam.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, mengatakan pemerintah perlu belajar dari masalah penurunan produksi pangan akibat kemarau. Itu pula yang membuat angka impor beras secara besar-besaran dalam dua tahun terakhir.

"Di tengah tantangan iklim ini, pemerintah harus lebih inovatif lahirkan benih yang tahan terhadap cuaca agar kita tidak selalu impor," tegas Esther kepada Koran Jakarta, Selasa (24/9).

Sebagai gambaran, pada 2024, pemerintah berencana mengimpor 3,6 juta ton beras atau meningkat dari tahun lalu sebanyak 3,06 juta ton. Angka itu terbesar dalam lima tahun terakhir.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengatakan pemilihan benih merupakan langkah strategis yang sangat menentukan keberhasilan budi daya pertanian. Benih yang berkualitas tinggi menjadi kunci utama mendapatkan hasil panen yang optimal guna mewujudkan swasembada pangan nasional.

Dirinya mengungkapkan Kementerian Pertanian melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) memiliki program pengelolaan produksi benih atau bibit terstandar.

"Dalam hal ini, BSIP memainkan peran penting untuk memastikan benih yang digunakan dalam program-program pemerintah memenuhi standar kualitas yang tinggi, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap peningkatan hasil produksi," kata Wamentan.

Menurut Sudaryono, perhatian khusus harus diberikan pada proses seleksi dan pengelolaan benih, dengan melibatkan lembaga-lembaga yang memiliki kompetensi di bidang ini, seperti BSIP Kementan dan PT Sang Hyang Seri (SHS), BUMN bidang produksi benih.

Sebagai informasi, anggota BUMN Holding Pangan ID Food, PT Sang Hyang Seri (SHS) berencana menjadikan Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sebagai pusat perbenihan terbesar di Indonesia. Dengan total lahan 3.156 hektare yang dikelola melalui kemitraan dengan petani, SHS memiliki 42 pabrik benih padi yang mampu memproduksi 136 ribu ton benih padi per tahun.

Meskipun ini mencakup hampir setengah dari kebutuhan nasional yang mencapai 300 ribu ton untuk 12 juta hektare sawah, perusahaan milik negara tersebut juga mengelola laboratorium gene bank dengan lebih dari 1.500 varietas dan galur padi.

Meski demikian, dirinya berharap Holding BUMN Pangan sebagai kepanjangan tangan pemerintah, perlu merumuskan kebijakan yang mendukung para petani serta tidak melulu mengejar keuntungan perusahaan semata.

Wamentan Sudaryono berharap ke depannya, seluruh perusahaan BUMN pangan termasuk PT Sang Hyang Seri harus terus berinovasi dan memberikan manfaat optimal bagi para petani Indonesia.

Cadangan Pangan

Sestama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, dalam peluncuran "Metode Baku Perhitungan Susut Pangan dan Sisa Pangan" di Jakarta, Selasa (24/9), mengakui Indonesia memang masih melakukan impor beras karena produksi beras dalam negeri tengah menurun. Karena itu, untuk bisa memenuhi kebutuhan nasional, pemerintah melakukan importasi untuk mengisi cadangan pangan pemerintah.

"Kami juga sudah menyampaikan ke daerah-daerah untuk mempunyai cadangan pangan daerah, minimal 5 persen. Normalnya memang 10 persen, tetapi 5 persen sudah cukup untuk dijadikan sebagai cadangan pangan pemerintah pusat maupun teman-teman di daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten," ujarnya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.