Budidaya Sorgum Harus Digalakkan Secara Masif
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko
JAKARTA - Pemerintah diminta lebih serius melakukan substitusi pangan dari yang selama ini banyak dipenuhi dari impor dialihkan ke tanaman lokal yang sudah sekian lama terpinggirkan seperti sorgum. Budidaya sorgum diharapkan segera digalakkan ke petani secara masif agar bisa berproduksi sebelum krisis pangan melanda.
Manajer Riset Seknas Fitra, Badiul Hadi mengatakan, sorgum sudah saatnya didorong menjadi alternatif pangan di tengah isu krisis pangan yang melanda dunia khususnya Indonesia.
Sejak sekitar 1970-an, sorgum sudah diperkenalkan ke petani di Indonesia, namun belum dibudidayakan secara maksimal, sehingga kalah populer dibanding jagung. "Ini jadi pekerjaan rumah Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian untuk menjadikan budidaya sorgum dalam prioritas nasional, dan melakukan sosialisasi secara lebih masif kepada masyarakat khususnya petani," kata Badiul.
Setidaknya, terdapat 15 ribu hektare lahan budi daya sorgum yang tersebar di wilayah Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada 2020 misalnya, pemerintah baru mengalokasikan lahan 5.000 hektare. "Pemerintah perlu meningkatkan komitmen dengan memperluas cakupan lahan untuk budidaya sorgum selain melalui penelitian," tegas Badiul.
Peneliti pangan Indonesia, Soeronto Human mengakui bahwa sorgum unggul dan cocok ditanam di Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini masyarakat masih terbiasa mengonsumsi beras dan gandum.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya