Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Budaya Helenistik Menyebar Luas pada Era Alexander Agung

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Namun, Filipus tidak menikmati kemenangan besarnya untuk waktu yang lama, karena ia dibunuh pada 336 SM. Ia digantikan anaknya Alexander. Saat ia berkuasa mewarisi pasukan yang sangat besar tetapi juga perbendaharaan yang sehat, infrastruktur, dan seluruh bangsa yang sekarang tunduk pada kehendaknya.

Ia tidak perlu membuat tawar-menawar atau konsesi dengan negara lain untuk memulai kebijakannya. Apalagi warisan kekuatan dan kekayaan yang cukup untuk melakukan apa pun. Selanjutnya ia memenuhi keinginan ayahnya untuk menaklukkan Persia dan menggulingkan apa yang saat itu menjadi kerajaan terbesar di dunia.

Pasukan lalu menyeberang dari Yunani ke Asia kecil (Turki saat ini) pada 334 SM dengan pasukan 32.000 infanteri dan 5.100 kavaleri dan menjarah Kota Baalbek dan merebut Efesus. Pada 333 SM di Pertempuran Issus, ia mengalahkan Darius Agung dari Siria tetapi tidak dapat menangkapnya.

Militer mengambil Suriah dari Persia pada 332 SM dan Mesir pada 331 SM. Sepanjang semua kampanye ini, Alexander menyebarkan budaya Yunani. Tapi ia tetap membiarkan orang-orang dari berbagai daerah untuk terus menyembah dewa-dewa pilihan mereka sendiri selama tidak menyebabkan masalah dan menjaga jalur pasokannya tetap terbuka.

Menurut sejarawan Ian Worthington, "Homer adalah kitab suci Alexander dan dia membawa edisi Aristoteles bersamanya ke Asia. Selama kampanyenya, Alexander selalu berniat mencari tahu semua yang dia bisa tentang area yang dia lewati," tulis Worthington.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top