Sabtu, 11 Jan 2025, 00:47 WIB

BRIN Buka Peluang Kolaborasi untuk Kembangkan Jamu Tradisional ke Pasar Internasional

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko.

Foto: Istimewa

JAKARTA - Jamu tradisional Indonesia, yang kaya akan kearifan lokal, berpotensi besar untuk menembus pasar internasional. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan strategi yang menggabungkan keunikan tradisi dengan teknologi modern dan memenuhi kebutuhan pasar global.

Salah satu langkah penting untuk mencapainya adalah dengan meningkatkan riset dan inovasi produk jamu agar dapat bersaing di pasar domestik dan internasional.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menegaskan pihaknya siap mendukung penguatan riset di bidang produk jamu tradisional berbasis kearifan lokal, sehingga produk jamu dapat berkembang dan diterima secara global.

"BRIN siap menjadi enabler dalam pengembangan produk jamu, terutama bagi produsen yang ingin meningkatkan kualitas produk menjadi Obat Herbal Terstandar (OHT) atau fitofarmaka," ujar Handoko dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (10/1).

Menurutnya, untuk meningkatkan kualitas produk jamu, riset yang lebih mendalam sangat diperlukan, termasuk uji praklinis dan klinis yang signifikan. 

BRIN memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti laboratorium berstandar Good Manufacturing Practice (GMP) dan fasilitas produksi terbatas untuk mendukung pengembangan produk jamu.

"Fasilitas ini memungkinkan produsen untuk menghemat biaya dan waktu, tanpa mengganggu jalannya produksi reguler mereka," ujar dia.

Selain itu, Handoko menggarisbawahi pentingnya proses saintifikasi jamu berbasis kearifan lokal. Melalui riset ilmiah yang membuktikan manfaat jamu secara lebih jelas, peluang pengembangan produk baru menjadi lebih terbuka lebar.

“Inspirasi dari kearifan lokal bisa menjadi dasar inovasi. Dengan evaluasi genomik dan data lainnya, kita bisa mengembangkan produk yang lebih baik atau meningkatkan kualitas produk yang sudah ada,” ujar Handoko.

Handoko mengajak produsen jamu dan Dewan Jamu Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas produk mereka dan menjalin kolaborasi yang lebih erat dengan BRIN. Dia berharap, kolaborasi yang terjalin dapat mengangkat citra jamu sebagai warisan budaya yang sekaligus menjadi produk inovasi modern yang membanggakan.

Ketua Umum Dewan Jamu Indonesia, Daniel Tjen, memberikan apresiasi terhadap inisiatif BRIN untuk membuka peluang kolaborasi yang lebih luas. 

Menurutnya, jamu merupakan bagian dari kearifan lokal Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan tersebar dari Sabang hingga Merauke.

“Jamu sering dianggap Jawa-sentris, padahal jika kita melihat lebih dalam, tradisi jamu ada di seluruh Nusantara. Misalnya, di Kalimantan Timur, Kerajaan Kutai juga memiliki tradisi jamu yang menggunakan bahasa lokal mereka. Hal ini akan menjadi fokus kami untuk mendokumentasikan dan melestarikan kearifan lokal ini,” ungkapnya.

Daniel berharap bahwa kolaborasi riset yang lebih lanjut dapat segera diwujudkan, dengan tujuan untuk membawa jamu Nusantara ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan dukungan riset dan inovasi yang lebih mendalam, ia yakin produk jamu dapat menjadi salah satu kebanggaan Indonesia di pasar internasional.

Kolaborasi antara BRIN, produsen jamu, dan Dewan Jamu Indonesia diharapkan dapat mempercepat transformasi jamu tradisional menjadi produk yang tak hanya dilestarikan, tetapi juga diakui dan diminati di pasar global.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Henri pelupessy

Tag Terkait:

Bagikan: