Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Brasil akan Mengakuisisi 34 Jet Tempur Swedia Terbaru, Saab Gripen F-39E/F

Foto : Istimewa

Saab JAS 39E/F Gripen adalah pesawat tempur supersonik multiperan, yang dapat lepas landas di jalan raya, antisipasi jika pangkalan udara rusak dibom musuh. Pengadaan Brasil menggarisbawahi keunggulan kompetitif Swedia dalam industri kedirgantaraan global

A   A   A   Pengaturan Font

BRASILIA - Setelah terlantar selama bertahun-tahun, tampaknya ada tekad kuat dari Presiden Luiz Inacio Lula da Silva untuk merevolusi angkatan udara Brasil atau Força Aérea Brasileira. Tujuannya adalah untuk mengangkatnya ke posisi terdepan dalam penerbangan militer Amerika Selatan, sebuah ambisi yang, jika direnungkan, tampaknya didasarkan pada logika yang masuk akal.

Dilansir oleh Bulgarian Military, resolusi paling penting yang dibuat Brasil minggu ini adalah pengadaan tiga puluh empat pesawat tempur multi-peran Saab JAS 39E/F Gripen dan duo tanker pengisian bahan bakar udara Airbus DS A330 MRTT. Langkah strategis ini bertujuan untuk menggantikan perangkat militer kuno seperti AMX International A-1M Italia-Brasil dan Lockheed KC-130B Hercules, sehingga menandai peningkatan penting dalam kemampuan pertahanan negara.

Selain itu, keputusan ini tidak hanya menandakan perubahan signifikan dalam strategi militer tetapi juga kemenangan komersial yang patut dicatat bagi pabrikan pesawat Swedia, Saab. Pengadaan ini menggarisbawahi keunggulan kompetitif mereka dalam industri kedirgantaraan global, menegaskan posisi mereka sebagai produsen pesawat militer tercanggih terkemuka.

Memang benar, selama beberapa tahun, Saab telah menghadapi serangkaian kemunduran dengan monojet generasi 4,5 miliknya. Monojet secara konsisten telah dikalahkan dalam tender, baik oleh Dassault Aviation Rafale Perancis di Kroasia dan Indonesia, atau oleh Lockheed-Martin F-16V Viper di Bulgaria. Belum lagi kekalahannya melawan F-35A Lightning II Amerika di Kanada dan Belanda yang semakin menambah rentetan kekalahan tersebut.

Hal ini merupakan hal yang tidak terduga ketika Brasil memilih untuk memesan tiga puluh empat pesawat tambahan, terutama mengingat penundaan besar yang dialami pesawat tersebut sebelumnya di negara tersebut. Kondisi keuangan negara Amerika Selatan ini tampaknya tidak mencakup akuisisi Rafale F4 atau Typhoon Tranche 4. Pada saat yang sama, afiliasi Brazil dengan aliansi BRICS menempatkan Brazil pada posisi yang tidak memenuhi syarat untuk pengadaan pesawat yang diproduksi di Amerika Serikat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top