Bisnis Properti Jabodetabek Masih Cerah
Suasana hunian di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten.
Foto: ANTARA/Muhammad AdimajaJAKARTA - Ahli perumahan dan permukiman M Jehansyah Siregar menilai prospek bisnis properti di kawasan Jabodetabek masih sangat cerah. Ini diminati banyak kalangan karena tingkat urbanisasi masih sangat tinggi.
"Urbanisasi Jakarta dan Bodetabek masih sangat cepat dibanding daerah lain. Favoritisme bisnis properti Jabodetabek paling tinggi," katanya dalam FGD Membedah Peluang Pengembangan Properti Residensial di Kawasan Sunrise di Jakarta, Selasa (21/6).
Jehansyah menilai bisnis properti masih prospektif di kawasan Jabodetabek yang disebutnya sebagai pilihan utama pengusaha karena merupakan metropolitan. Prospek Jabodetabek masih di atas Bandung, Surabaya dan Medan (level kedua pilihan pebisnis). Demikin juga Makassar, Batam, Palembang, dan Semarang (level ketiga pilihan pebisnis).
Namun, menurutnya, kawasan Jabodetabek punya tantangan tersendiri. Utamanya dengan pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur. IKN Nusantara akan dijalankan otorita negara. "Maka Jabodetabek jangan kalah dengan IKN Nusantara yang akan lebih cepat pembangunan dan pengembangannya," katanya.
Kendati demikian, Jehansyah menilai IKN dan metropolitan Kalimantan Timur diperkirakan baru bisa mengimbangi laju urbanisasi Jabodetabek sebagai metropolitan terbesar Indonesia dalam 50 tahun ke depan. Itu banyak terjadi di negara-negara lain seperti Brasil. Tapi bisa jadi cepat juga.
Sementara itu, Ketua Apindo Bidang Properti dan Kawasan Ekonomi, Sanny Iskandar memproyeksi pasar properti kawasan penyangga Jakarta masih akan terus meningkat, walaupun ada pemindahan IKN. Properti di daerah Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi masih akan berkembang. Sebab telah menjadi kawasan penyangga ibu kota sebelumnya. Terlebih dengan dukungan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang lengkap.
Lahan-lahan bekas kantor pemerintahan yang pindah ke IKN baru juga dinilai bisa difungsikan untuk jadi kawasan-kawasan komersial (central business district/CBD). "Kita tidak perlu merasa khawatir karena kebutuhannya berbeda. Jakarta dan area penyangga lainnya tetap jadi area komersial, bisnis, dan pariwisata yang akan terus berkembang," kata Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) itu.
Hunian Hijau
Sementara itu, tren ren permintaan masyarakat terhadap hunian hijau atau ramah lingkungan di Jabodetabek, termasuk rumah susun atau apartemen, terus meningkat pascapandemi. Hunian hijau telah menjadi daya tarik tersendiri. Hakikatnya sarana untuk mengekspresikan diri dan mengeksplorasi berbagai aktivitas baik di dalam maupun luar ruang, terutama di masa transisi pandemi menuju endemi saat ini, amat dibutuhkan.
"Saat ini, memilih hunian ideal merupakan salah satu aspek penting untuk menciptakan kualitas hidup. Utamanya berinvestasi hunian perlu melihat aksesibilitas terhadap lingkungan hidup serta konektivitas yang ditawarkan baik dari sisi fasilitas sekitar maupun kehidupan sosial," ujar Marketing Manager The MAJ ResidencesCibubur,Asnedi.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Stimulasi Pemberian Kredit ke UMKM, Begini Jurus BI
- Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- Pemerintah Kukuhkan JK Sebagai Ketum, Sekjen PMI Versi Agung Laksono Tolak Surat Jawaban Kemenkum
- Hati Hati, Ada Puluhan Titik Rawan Bencana dan Kecelakaan di Jateng
- Malam Tahun Baru, Ada Pemutaran Film di Museum Bahari