Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Moneter I Rupiah Sudah Merosot 8% Tahun Ini ke Posisi 15.500/Dollar AS

BI Diminta Jaga Rupiah supaya Tidak Terdepresiasi Lebih Dalam

Foto : ISTIMEWA

DESTRY DAMAYANTI Deputi Gubernur Senior BI - Kita waspada karena gejolak, volatilitas, ataupun tekanan yang terjadi di ekonomi global setidaknya akan masuk mempengaruhi ekonomi Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

Kendati demikian, dia menekankan agar Indonesia tetap harus optimistis lantaran memiliki daya dukung ekonomi yang cukup bervariasi dan solid, terutama ekonomi domestik yang cukup kuat, baik didukung dengan konsumsi masyarakat hingga potensi ekonomi lainnya yang luar biasa.

Indonesia saat ini, jelas Destry, masih dalam posisi yang cukup baik, di mana perekonomian pada kuartal kedua tahun 2022 masih bisa tumbuh di atas 5 persen dan diperkirakan untuk sepanjang tahun 2022 akan tumbuh di antara 4,5 persen hingga 5,3 persen.

Dia mengatakan dunia saat ini menghadapi suatu ketidakpastian yang sangat tinggi atau biasa disebut VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity), yang tentunya akan menyebabkan tekanan tidak hanya pada negara maju, tetapi negara berkembang.

Bahkan, jika dilihat lebih lanjut episentrum dari terjadinya gejolak VUCA saat ini adalah di negara maju, seperti di Amerika Serikat (AS) di mana mereka menghadapi tekanan inflasi yang tinggi dan kemudian direspons dengan kebijakan moneter melalui peningkatan suku bunga acuan yang sangat agresif.

"Lalu ada juga fenomena heatwave di berbagai negara, kebijakan proteksionisme masing-masing negara, dan tambahan adanya kebijakan zero-Covid di Tiongkok yang akhirnya membuat ekonomi negeri itu juga tertahan," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top