Berterima Kasih, Telah Rasakan Kesetaraan
Pastinya rasa sakit. Badminton kan pas main pergerakan harus lincah untuk mengejar shuttle cock. Berlari ke sana ke mari, maju mundur, pasti beban di lutut terasa banget kan. Tapi, lama-kelamaan juga saya terbiasa sampai sekarang ini.
Sejak Asean Para Games Singapore 2015 sampai sekarang terkadang sering berganti partner dan main tiga sektor sekaligus, apakah berpengaruh juga pada saat di lapangan?
Dahulu sempat berpartner sama Fredy Setiawan dan pada akhirnya sekarang sudah tetap sama Mas Harry Susanto di sektor ganda campuran. Terkadang juga kalau partner saya tidak hadir seperti kemarin di Dubai, Khalimatus Sadiyah Sukohandoko berhalangan disebabkan mengikuti UNAS, ya terpaksa saya mencari partner dari negara lain dan akhirnya ada atlet dari Prancis, Faustine Noel bersedia. Seperti halnya Mas Fredy kan juga sama di sektor ganda campuran juga sama atlet dari Skotlandia, Mary Margaret Wilson, dan di ganda putranya sama Kumar Nitesh dari India. Kalau main di tiga sektor memang capek banget apalagi dari pertandingan satu ke yang lain istirahat cuma 20-30 menit habis itu main lagi. Bagi kami, badminton adalah sudah pekerjaan. Tetap membawa nama Indonesia di luar negeri.
Ada Hary Susanto yang bermain bersama apalagi sekarang rank 1 dunia di sektor Standing Lower 3 (SL3)-Standing Upper 5 (SU5), pandangan terhadap beliau yang bagaimana?
Kalau bagi saya pribadi, Hary itu sosok yang sangat gigih, pantang menyerah, dan dibikin nyaman berpartner sama dia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya