Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Bertekad Jadi Perusahaan Energi Ramah Lingkungan Terkemuka, PGE Tawarkan 25% Saham ke Publik

Foto : Istimewa

Jajaran Direksi PGE saat paparan publik dalam rangka IPO di Jakarta, Rabu (1/2)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, (PGE) salah satu perusahaan panas bumi terbesar di Indonesia dan global dalam hal kapasitas terpasang, akan melaksanakan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 25 persen saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Dalam melaksanakan aksi korporasi tersebut, PGE mendapat dukungan penuh dari induk usaha PT Pertamina (Persero) dan telah mendapatkan Surat Izin Pengumuman Prospektus Ringkas dan/atau Pelaksanaan Penawaran Awal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 31 Januari 2023.

PGE akan melaksanakan masa penawaran awal pada tanggal 1 Februari 2023 hingga tanggal 9 Februari 2023. Perusahaan yang bergerak di bidang energi hijau itu akan melepas sebanyak-banyaknya 10.350.000.000 (sepuluh miliar tiga ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama dengan harga penawaran yang berkisar antara 820-945 rupiah per saham.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Ahmad Yuniarto dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (1/2) mengatakan PGE menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya 9,78 triliun rupiah melalui IPO. Alokasi dana hasil IPO itu akan digunakan oleh PGE untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) dan pembayaran sebagian fasilitaspinjaman.

PGE jelasnya turut mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1,50 persen atau sebanyak-banyaknya 630.398.000 saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum untuk Program Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen dan Karyawan (MESOP).

Kebijakan itu sesuai dengan keputusan pemegang saham secara sirkuler pada tanggal 27 Januari 2022.

Surat Efektif OJK atas Pernyataan Pendaftaran IPO PGE diharapkan dapat diperoleh pada tanggal 16 Februari 2023 sehingga masa penawaran umum perdana saham PGE dijadwalkan pada tanggal 20 Februari 2023 hingga tanggal 22 Februari 2023.

"Pencatatan saham perdana di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada tanggal 24 Februari 2023," kata Ahmad Yuniarto.

Dalam penawaran umum perdana saham, PGE menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa solidnya prospek PGE juga didukung oleh basiscadangan dan sumber daya yang besar.

Ahmad mengatakan, PGE memiliki peran yang besar baik bagi Pertamina maupun Indonesia. PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di 6 area dengan kapasitas terpasang 672 megawatt (MW) yang dioperasikan sendiri dan sebanyak1.205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC).

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun. Pemanfaatan yang dilakukan oleh PGE dari energi geothermal telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik.

"Pertamina Geothermal Energy juga berambisi meningkatkan basis kapasitas terpasangnya dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027. Langkah ini sejalan dengan misi menjadi perusahaan energi ramah lingkungan terkemuka," katanya.

"PGE memiliki rekam jejak pengembangan panas bumi dan pembangkit listrik yang solid dan terbukti," jelas Ahmad.

Prospek Solid

Pertamina Geothermal Energy papar Ahmad memiliki rekam jejak kinerja keuangan yang solid. Pendapatan PGE mencapai 287 juta dollar AS hingga akhir kuartal III/2022 atau tumbuh 3,9 persen secara year on year (yoy).

Pertumbuhan pendapatan itu melanjutkan tren positif kinerja top line PGE dalam 3 tahun terakhir atau pada rentang 2019-2021. Tercatat, pendapatan tiap tahunnya yakni 328 juta dollar AS pada 2019, lalau 354 juta dollar AS pada 2020, dan 369 juta dollar AS pada 2021.

Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, PGE membukukan kenaikan laba bersih signifikan 67,8 persen secara tahunan menjadi 111 juta dollar AS pada September 2022. Net profit margin (NPM) juga melesat dari 24 persen pada kuartal III/2021 menjadi 38,8 persen per akhir kuartal III/2022.

Kinerja solid PGE didukung kesepakatan kontrak jangka panjang atau rata-rata di atas 20 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai offtaker tunggal.Posisi ini sekaligus memastikan perolehan arus kas yang dapat diprediksi."PGE memiliki hubungan yang baik dan luas dengan PLN dan secara historis mampu menegosiasikan ulang tarif kontraktual yang ada dengan PLN," jelasnya.

Rekam jejak keuangan yang solid menjadi modal PGE untuk menangkap peluang industri panas bumi ke depan. Wood Mackenzie memperkirakan tambahan hingga 3,4 GW kapasitas geothermal dalam satu dekade ke depan.

Ahmad menambahkan komitmen besar PGE yang melekat kepada ESG juga sejalan dengan agenda dekarbonisasi nasional. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan peta jalan untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Dukungan besar terhadap PGE juga datang dari pemerintah lewat Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya juga telah menyinggung potensi besar geothermal di Indonesia yang mencapai 24 GW apabila dikonversi menjadilistrik.

Erick menyebut dukungan terhadap PGE juga bertujuan menciptakan listrik ramah lingkungan dengan harga kompetitif. Keberadaan energi panas bumi diharapkan juga tidak akan menambah beban pemerintah untuk biaya produksi listrik.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top