Berpotensi Konsolidasi Lanjutan
Foto: istimewaJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hari ini (23/10), berpotensi melanjutkan tren positif akhir pekan lalu. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sentimen eksternal, terutama ekspektasi membaiknya sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Tim Riset Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (23/10), bergerak melanjutkan konsidasi akhir pekan lalu menuju level psikologis 7.000. IHSG diprediksi bergerak dengan support terdekat di level 6.830, sedangkan resistance di level 6.930.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/10) sore, ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.
IHSG pada akhir pekan ini ditutup menguat 2,74 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.849,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,80 poin atau 0,20 persen ke posisi 911,89.
"IHSG bergerak variatif, namun, di sisi lain jelang rilis laporan keuangan emiten kuartal III- 2023, pasar masih optimis para emiten akan membukukan kinerja yang terus membaik dan tentunya ini akan menjadi katalis positif bagi pasar," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat pekan lalu.
Dari dalam negeri, hasil survei perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan III-2023 terindikasi meningkat, yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 95,4 persen, atau lebih tinggi dibandingkan 94,0 persen pada triwulan sebelumnya.
Sementara itu, bursa regional Asia bergerak melemah, pasar ekuitas nampaknya dipengaruhi oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengatakan bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan kebijakan moneter belum terlalu ketat.
Hal tersebut memberikan kode bahwa kebijakan suku bunga tinggi masih diperlukan untuk menurunkan inflasi AS ke level 2 persen, meskipun The Fed tidak terburu-buru menaikkan suku bunga acuan lagi.
Di sisi lain, pasar juga mendapatkan tekanan dengan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang sempat mencapai 5 persen untuk pertama kalinya sejak tahun 2007. Naiknya imbal hasil tersebut karena ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama dan dapat memperlambat perekonomian.
Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 2 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 3 Tak Tinggal Diam, Khofifah Canangkan Platform Digital untuk Selamatkan Pedagang Grosir dan Pasar Tradisional
- 4 PLN Rombak Susunan Komisaris dan Direksi, Darmawan Prasodjo Tetap Jabat Direktur Utama
- 5 Sosialisasi dan Edukasi yang Masif, Kunci Menjaring Kaum Marjinal Memiliki Jaminan Perlindungan Sosial
Berita Terkini
- Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia Dukung Perdagangan yang Adil di Asia Pasifik
- Russia Tunggu Usulan Trump yang Berjanji Akhiri Konflik di Ukraina
- Jerman Pesta 7 Gol ke Gawang Bosnia-Herzegovina
- Hajar Hongaria 4-0, Belanda Dipastikan Lolos ke Perempat Final
- Kemensos Kirim Bantuan Senilai Rp6,2 Miliar untuk Korban Erupsi Lewotobi