Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beragama Minus Toleransi

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Karena itu, sekularisasi antara motif keagamaan dan politik kekuasaan sebenarnya memberi pintu masuk menuju ruang toleransi. Sebaliknya, persekutuan agama dan politik cenderung membawa bangsa pada absolutisme dan tindakan intoleran mengatasnamakan agama. Paradoksnya: bukan keprofanan yang memicu kekerasan, melainkan justru kesakralan yang memicu sikap intoleran.

Peristiwa intoleransi dan ketidakrukunan umat beragama sangat bertentangan dengan prinsip pluralisme dan toleransi agama. Meski tiap pihak bisa juga melontarkan argumen untuk membenarkan tindakannya, rasanya agama apa pun menghalang-halangi pemeluk keyakinan lain untuk tinggal di bumi pertiwi ialah kesalahan fatal.

Apalagi, menurut ketua RT 08 Dusun Karet, itu hasil kesepatan bersama para warga untuk melarang nonmuslim tinggal sementara atau permanen. Ini bukan hanya menyalahi peraturan perundangundangan yang lebih tinggi, tetapi juga mengingkari fitrah kebinekaan bangsa Indonesia.

Kebinekaan seharusnya membuat manusia saling berhubungan harmonis dan berupaya menemukan persamaan dengan saling mengakui keberbedaan satu sama lain, bukan saling menyalahkan keberagaman. Mengingat, pengakuan terhadap pluralisme agama dalam sebuah komuni tas sosial menjanjikan dikedepankannya prinsip inklusifitas (keterbukaan), suatu prinsip yang mengutamakan akomodasi dan bukan konflik di antara mereka (Riyanto, 2014).

Inklusifitas ini menjadi penting sebagai jalan menuju tumbuhnya kepekaan terhadap berbagai kemungkinan unik yang bisa memperkaya usaha manusia dalam mencari kesejahteraan spiritual dan moral. Dengan cara itu, kerukunan bisa dirangkai dan diresapi di tengah maraknya individualisme yang membelenggu masyarakat.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top