Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 24 Feb 2025, 00:00 WIB

UMKM Harus Berani Berinovasi Agar Miliki Daya Saing

Pengembangan Usaha - Konsistensi Kunci Utama bagi UMKM Jalankan Bisnis di Daerah

Foto: antara

JAKARTA - Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus memiliki daya saing tinggi agar produk dalam negeri tidak kalah dengan barang-barang impor. Untuk itu, diperlukan keberanian berinovasi agar produk-produk yang dihasilkan berdaya saing, seperti memiliki kemasan berkualitas dan menarik, desain produk menarik hingga berciri khas.

"Pokoknya kalau kita punya daya saing yang bagus nggak akan kalah dengan impor. Makanya UMKM kita ajarin tadi misalnya kita ada pendampingan, itu tidak hanya desain tapi packaging dan segala macam itu diajarin semua, biar kita punya daya saing dengan negara lain," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso di Jakarta, Jumat (21/2).

Produk yang berdaya saing ekspor, kata Budi, secara otomatis memiliki standar global sehingga dapat memenuhi kualitas yang diinginkan konsumen dalam negeri. Lebih lanjut, Budi menyampaikan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun berkomitmen untuk membantu produk-produk berstandar internasional milik UMKM dapat masuk ke pasar ekspor.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan kegiatan presentasi bisnis (pitching) dengan perwakilan perdagangan RI di 33 negara mitra dagang dan pertemuan bisnis (business matching) dengan buyer mancanegara. Melalui kegiatan-kegiatan ini, Kemendag berupaya mempertemukan UMKM dengan buyer potensial di berbagai negara.

Dari kegiatan tersebut, pelaku UMKM akan dikenalkan kepada calon pembeli oleh para Atdag dan Perwadag. Pada Januari 2025, tercatat potensi transaksi ekspor dari penjajakan bisnis sebesar 5,22 juta dollar AS atau 85,48 miliar rupiah.

Nilai ini terdiri atas transaksi pembelian sebesar 1,55 juta dollar AS dan potensi transaksi dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) sebesar 3,67 juta dollar AS. "Kan pitching itu UMKM memperkenalkan produknya presentasi, setelah presentasi kan dia harus cari buyer. Maka kita kasih kesempatan dia cari buyer, setelah pitching harus cari buyer," kata Budi.

Faktor Konsistensi

Sementara itu, pendiri jenama aksesori asal Bali Tulola yang juga artis Happy Salma mengungkapkan konsistensi dan ikut masuk dalam bagian ekosistem usaha, menjadi kunci utama bagi pelaku UMKM menjalankan bisnis di daerah saat ini.

"Ketika kita juga masuk dalam ekosistem usaha yang dijalankan dan konsisten dengan usaha yang dijalankan, maka kita bisa tumbuh bersama dan seimbang serta mencapai tujuan yang dituju dalam bisnis," kata Happy Salma dalam diskusi di Tangerang, Banten, akhir pekan lalu.

Terkait kondisi ekonomi nasional yang tak stabil maupun daya beli yang lesu, Happy Salma menjelaskan hal tersebut menjadi tantangan bagi orang kreatif untuk mengeluarkan ide dan inovasi kepada pembeli. Misalnya saja melakukan kolaborasi dengan pihak swasta untuk membuka peluang pasar yang baru sehingga produk UMKM yang ditawarkan tetap eksis dalam penjualan.

Selain itu, pelaku usaha juga harus memahami karakter di daerah tersebut dengan tujuan memahami kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai pembeli. Usaha yang saya jalankan di Bali, kata Happy, tetap menghormati adat istiadat dan komunitas setempat.

"Kita tidak bisa memaksakan usaha dengan cara yang sama dengan daerah lain. Ini yang saya maksud dari menjadi bagian ekosistem usaha," ujarnya.

Dia mengaku senang dengan usaha yang dijalankannya selama ini mampu memberikan dampak bagi warga setempat dan juga mengangkat potensi daerah. "Sudah 30 ribu item produk yang sudah dibeli dan ini semua karena konsistensi," katanya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.