Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keuangan Negara I Inflasi Tahun Berjalan Januari-September 2022 Sudah 4,84%

Belum Direalisasikan, Asumsi Makro APBN 2023 Berpotensi Meleset

Foto : Sumber: DPR RI
A   A   A   Pengaturan Font

"Kalau biaya produksi meningkat maka pengusaha akan menaikan harga yang akan membebani konsumen. Ini yang disebut imported inflation, inflasi yang naik karena kenaikan harga barang impor. Kondisi ini harus diwaspadai pemerintah karena. Dalam konteks ini masyarakat harus dilindungi," kata Rossanto.

Langkah seperti itu lanjut Rossanto perlu disiapkan dalam APBN tahun depan. Ia juga berharap agar APBN tahun depan tidak jor-joran mengucurkan subsidi. Subsidi itu harus tepat sasaran, tidak semuanya harus dikasih subsidi. Misalnya dikasih ke pengrajin tahu dan tempe karena kenaikan harga kedelai yang bersumber dari impor, sehingga mereka terpaksa menaikan harga tahu dan tempenya.

"Mereka inilah yang harus diberi subsidi supaya tidak menaikan harga tahu dan tempenya. Skema seperti ini pernah diterapkan sebelumnya dan sukses. Pemerintah bisa bekerja sama dengan Pemda kan ada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),"ujarnya.

Skema seperti itu lanjutnya bisa pula diterapkan untuk petani dan nelayan, mereka disubsidi supaya harga barangnya tidak naik.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top