Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Keuangan Negara I Inflasi Tahun Berjalan Januari-September 2022 Sudah 4,84%

Belum Direalisasikan, Asumsi Makro APBN 2023 Berpotensi Meleset

Foto : Sumber: DPR RI
A   A   A   Pengaturan Font

Selain itu, sepanjang tahun berjalan inflasi sudah mencapai 4,84 persen, sedangkan kurs rupiah sudah menembus level psikologis 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Suroso Imam Zadjuli, mengatakan, penurunan asumsi pertumbuhan disebabkan beban utang pada APBN yang makin tinggi.

"Ini karena beban utang kita semakin tinggi. Kondisi kita jangan disamakan dengan utang Jepang. Mereka punya utang tapi juga mengutangkan uangnya ke Kanada, AS, Korea dan negara lainnya, sehingga yen dan ekonominya semakin kuat. Sedangkan utang luar negeri kita tidak hanya pada IMF, Bank Dunia, tapi juga banyak negara," kata Suroso.

Meskipun ada empat negara asing yang sudah membebaskan utang Indonesia, tapi nilainya relatif kecil. Ini yang menyebabkan rupiah cenderung terus merosot. Begitu juga dengan pertumbuhan (yang merosot). Asumsi 5 persen itu karena ada konsumsi rumah tangga.

"Dulu saat pandemi pertumbuhan kita juga masih tertolong oleh konsumsi rumah tangga, bukan ekonominya yang meroket. Maka dengan ini, sebaiknya utang-utang besar yang sudah disetujui, sebaiknya dipertimbangkan lagi, jangan dulu menambah utang, karena akan semakin memberatkan ke depan," terangnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top