Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Keuangan Negara I Inflasi Tahun Berjalan Januari-September 2022 Sudah 4,84%

Belum Direalisasikan, Asumsi Makro APBN 2023 Berpotensi Meleset

Foto : Sumber: DPR RI
A   A   A   Pengaturan Font

Impor Bahan Baku

Rekan Suroso dari Unair, Rossanto Dwi Handoyo mengatakan pemerintah harus mewaspadai apabila depresiasi rupiah ini terus berlanjut ke angka psikologis pasar. Misalnya angka psikologis 16 ribu rupiah, Bank sentral dan pemerintah punya kepentingan untuk intervensi.

Nilai tukar rupiah yang melemah di angka lebih dari 15.000 saat ini kata dia belum bisa menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan perubahan-perubahan dari sisi kebijakan karena bisa saja ini hanya bersifat sementara.

"Yang dipikirkan itu jika ini berlangsung tiga hingga enam bulan ke depan (jangka menengah dan panjang) dan pelemahannya mencapai angka psikologis tadi. Saat ini bank sentral dan pemerintah harus mengintervensi karena kondisi ini bakal membuat investor panik. Jika demikian maka yang terjadi bukan hanya capital outflow tetapi capital flight, sehingga perlu diintervensi.

Apabila nilai tukar rupiah terus terdepresiasi cukup dalam, dan terjadi untuk jangka menengah dan panjang maka akan berpengaruh pada harga barang di tingkat konsumen. Sebab, sekitar 80 persen impor kita itu merupakan impor bahan baku, lalu 10 persennya barang modal. Artinya, impor digunakan untuk memproduksi suatu barang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top