Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Belanda Temukan Australia Jauh Sebelum Inggris Tiba

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Permintaan Eropa terhadap rempah-rempah seperti pala, fuli, merica, dan cengkeh, serta porselen dan sutra dari Tiongkok dan Jepang, mendorong munculnya pasar perdagangan global yang menghubungkan Eropa dengan Asia tenggara. VOC adalah perusahaan multinasional pertama yang memiliki kekuasaan sebagai negara-bangsa.

Karena kekuasaannya, VOC bahkan bisa mengerahkan tentara, mengobarkan perang, merundingkan perjanjian, dan menyelesaikan koloni atas nama Republik Belanda. Pada 1637, VOC bernilai 78 juta gulden Belanda atau sekitar 8,2 triliun dollar AS. Sebelum pembubarannya pada 1799 karena korupsi dan berkurangnya keuntungan, perusahaan telah mengirim lebih dari 4.700 kapal ke Asia.

Kapal-kapal VOC itu menuju dua pusat perdagangan rempah-rempah utama di kepulauan Indonesia terutama ke Maluku dan Batavia (Jakarta) serta pos-pos perdagangan di Taiwan, Siam (Thailand), dan Tonkin (Vietnam utara). Anehnya, daratan selatan yang luas yang dikenal sebagai New Holland (khususnya, garis pantai barat dan utara Australia) tidak menjadi fokus pelayaran VOC.

Hubungan VOC dengan benua Australia dimulai pada 26 Februari 1606 ketika Willem Janszoon (sekitar 1570 hingga 1630) mendarat di Sungai Pennefather, dekat Weipa saat ini di pantai barat Cape York (Queensland utara).

Janszoon, seorang pelaut dari Amsterdam, telah diperintahkan oleh VOC untuk menjelajahi pantai Nova Guinea (New Guinea) untuk mencari peluang perdagangan dan emas. Ia menjadi kapten kapal Duyfken (Merpati Kecil), yang berlayar dari Banten pada November 1605 ke Kepulauan Kei.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top