Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Sejarah Romawi

“Secessio Plebis", Menciptakan Roma yang Demokratis

Foto : Wikimedia
A   A   A   Pengaturan Font

Bangsawan menjadi kelas menengah yang berkuasa di Roma pada abad 5 SM. Mereka mereka penguasa tanah yang mendapatkan kekayaan dari menyewakan lahannya kepada rakyat jelata yang disebut plebeian atau pleb.

Bangsawan menjadi kelas menengah yang berkuasa di Roma pada abad 5 SM. Mereka mereka penguasa tanah yang mendapatkan kekayaan dari menyewakan lahannya kepada rakyat jelata yang disebut plebeian atau pleb.

Pada suatu saat, bangsawan memperluas penggunaan tanah publik (ager publicus) dalam rangka memperluas perkebunan. Hal ini membatasi jumlah lahan yang tersedia bagi petani kecil. Dampaknya berupa meningkatnya masalah utang karena para debitur yang tidak mampu membayar sewa.

Karena tidak adanya undang-undang serta prosedur yudisial yang jelas, para kreditur memenjarakan dan menyiksa para debitur, terkadang pula, menjualnya sebagai budak. Hal ini menyebabkan terjadinya peristiwaSecessio Plebispertama (494 SM), yang merupakan awal mula konflik pemerintahan.

Kaum plebeian menuntut supaya negara melindungi petani kecil dari penyalahgunaan debitur yang gagal bayar oleh kreditur. Bila hal ini tidak diumumkan, mereka terpaksa memboikot retribusi tersebut. Namun ini membuat suasana kota Roma membara. Senat mengerahkan tentara sebagai tanggapannya. Akibat boikot, semua aktivitas ekonomi terhenti. Tindakan ini kemudian dikenal sebagaisecessio plebisatau pemisahan diri dari kaum pleb.

Senat, karena takut akan konsekuensi dari pemogokan yang berkepanjangan, memutuskan untuk memulai negosiasi. Mereka mengirim mantan konsul yang dihormati, Agrippa Menenius, untuk berbicara dengan para pemimpin pleb. Negoisasi ini berhasil memberi kesan kepada para pemimpin pleb tentang perlunya rekonsiliasi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top