Beban Utang dan Belanja Iklim Picu Negara Berkembang ke Jurang Kebangkrutan
International Monetary Fund (IMF)
Laporan tersebut menyerukan perombakan arsitektur keuangan global, bersamaan dengan pengampunan utang bagi negara-negara yang paling berisiko dan peningkatan pembiayaan terjangkau dan peningkatan kredit.
"Kita perlu memobilisasi lebih banyak modal dan menurunkan biaya modal bagi negara-negara jika kita ingin mencapai hal ini," kata Gallagher.
Proyek DRGR merupakan kolaborasi antara Pusat Kebijakan Pembangunan Global Universitas Boston, Heinrich- Boll-Stiftung, Pusat Keuangan Berkelanjutan, SOAS, dan Universitas London.
Laporan itu juga menekan IMF untuk mengubah cara mereka menghitung keberlanjutan utang, penilaian yang terdengar tidak masuk akal dan sangat penting untuk menentukan berapa banyak keringanan utang yang diterima negara-negara yang mengalami gagal bayar.
aJika IMF menganggap suatu negara mampu menangani jumlah utang yang terlalu tinggi, hal itu dapat membebani negara tersebut dengan pembayaran yang tidak terjangkau, yang mungkin akan mendorong negara tersebut kembali ke kondisi gagal bayar (default).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya