Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beban TPST Bantargebang Makin Berat, Didominasi Sampah Plastik Konvensional

Foto : Istimewa

Kondisi TPST Bantargebang didominasi plastik konvensional, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Sampah plastik mendominasi sekitar 33% ditambah PET 2%. Data tersebut merupakan simulasi sampling. Secara nasional komposisi sampah plastik mencapai 13-14%. Dalam konteks ini sebenarnya kita belum punya data komposisi sampah secara faktual yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Semua masih asumsi, dan tidak tepat bila dijadikan basis perumusan dan pengambilan perencanaan dan kebijakan.

Sejumlah plastik bernilai tinggi masih didominasi plastik konvensional, seperti PP, PET, HD (kantong kresek), LD, PK, Naso, ember, mainan (handbody lotion, sampho), himpek, PVC. Contoh harga PET (botol air mineral) dan gelasan bersih Rp 4.500-Rp 5.000/kg, LD Bening Rp 7.000/kg, mainan Rp 4.500/kg, ember Rp 2.500-3.000/kg. Semua punya harga, tinggi namun tidak stabil.

Menurut Bagong, ke depan tampaknya untuk sepuluh, lima puluh, mungkin seratus tahun lebih plastik konvensional akan mendominasi pasar, dan masih disenangi mayoritas konsumen sebab bentuknya halus, kuat, harga mural.

"Kita masih membutuhkan plastik konvensional untuk membungkus peralatan elektronik, dokumen penting, dan barang-barang yang penting. Jadi jangan khawatir akan hilang dari peredaran. Selama minyak bumi masih ada, boleh jadi plastik konvensional akan diproduksi," kata Bagong.

Namun, sekarang berkembang pemikiran dan gaya hidup baru demi keberlangsungan lingkungan hidup dan kesehatan manusia ialah plastik mudah terurai. Butuh solusi progresif karena sampah plastik sudah menjadi permasalahan nasional dan global. Aktivis dan lembaga lingkungan, pemerintah, asosiasi, sebagian masyarakat, mulai beralih pada desain dan produk plastik mudah terurai secara alami. Ada yang bilang plastik biodegradable dan compostable.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top