Beban TPST Bantargebang Makin Berat, Didominasi Sampah Plastik Konvensional
Kondisi TPST Bantargebang didominasi plastik konvensional, baru-baru ini.
Makin banyaknya sampah yang dihasilkan warga membuat beban TPST Bantargebang makin berat, yang didominasi sampah plastik konvensional.
BEKASI - Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, tempat pembuangan sampah terbesar di Asean dan Indonesia, mempunyai beban yang makin berat terhadap sampah plastik konvensional. Padahal, di samping TPST Bantargebang ada TPA Sumurbatu milik Kota Bekasi.
"Gunung-gunung sampah di wilayah Bantargebang didominasi plastik konvensional akan terus bertambah banyak, yang dibanggakan pemulung, pelapak, pabrikan dan lembaga pendamping pemulung. Sebetulnya kondisi tersebut menjadi beban lingkungan cukup berat," kata Ketua Koalisi Persampahan Indonesia (KPNas), Bagong Suyoto, di Bekasi, Rabu (18/1).
Menurut siaran persnya, Bagong diminta menyampaikan materi seputar kondisi sampah plastik di TPST Bantargebang pada Rapat Koordinasi PNPS SNI Kemasan Plastik Mudah Terurai Untuk Makanan dan Non Makanan di Kantor Kementerian Perindustrian pada 16 Januari 2023.
Sejumlah stakeholders hadir, di antaranya pemerintah, dunia usaha, akademisi (ITB), NGOs, asosiasi. Kedua, menjelaskan jenis-jenis material plastik bernilai tinggi untuk didaur-ulang. Ketiga, memberikan masukan perlunya solusi plastik mudah terurai untuk mengurangi beban TPST/TPA.
TPST Bantargebang terletak di wilayah Kelurahan Cikiwul, Ciketingudik dan Sumurbatu Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. TPST Bantargebang milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sekarang luasnya 132,5 hektare dibangun 1989. Pada 2021 melayani lebih dari 10,6 juta jiwa penduduk DKI.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya