Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beban Berat Perlindungan Anak di Lingkungan Tercemar Sampah

Foto : Koran Jakarta/KPNas

Anak-anak mengikuti orang tuanya mengais sampah, memilah sampah, membantu mengurus rumah tangga, dll.

A   A   A   Pengaturan Font

Anak-anak usia 5 sampai 12 tahun seharusnya bermain dalam suasana yang riang gembira. Bermain yang memenuhi standar jasmani dan rohani, tentunya ada ruang memadai dan lingkungan yang sehat. Bagaimana kondisi ruang bermain anak-anak pemulung? Satu persoalan tersendiri bagi keluarga pemulung. Anak-anak tidak dapat menikmati ruang main yang nyaman seperti dirasakan anak-anak pada umumnya.

Dunia anak-anak pemulung adalah sampah. Seperti dunia orang tuannya, ya sampah. Tulang dan dagingnya tumbuh besar berkah penghasilan dari sampah. Sampah tak lagi asing bagi anak-anak ini. Memori anak-anak ini melekat dengan dunia sampah.

Kesedihan dan kegembiraan mereka berada dalam sampah. Kata anak-anak kota sampah menjijikan, sebaliknya, anak-anak pemulung melihat sampah mengasyikan. Bagi mereka terbiasa dengan bau busuk sampah, bau busuk leachate, bau busuk gas methan, dan seterusnya.

Banyak orang tua pemulung dan kaum miskin yang tidak mempedulikan, malah "memenjarakan" anak-anak dalam dunia kerja. Banyak anak yang dipaksa bekerja siang malam sebagai pengais sampah guna menopang ekonomi keluarga.

Kita perlu menelusuri dan menelaah berkaitan dengan dasar hukum dan kajian-kajian ilmiah tentang perlindungan anak. Anak-anak merupakan aset dan generasi penerus bangsa Indonesia yang harus diperhatikan dan ditangani dengan serius.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top