
Bapanas Akan Perkuat Pengawasan Keamanan Pangan Segar Dukung MBG
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi
Foto: antara fotoJAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pihaknya terus memperkuat pengawasan keamanan pangan segar untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Bapanas komitmen mendukung MBG dengan mengintensifkan pengawasan terhadap keamanan pangan segar,” kata Arief dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (14/3).
Dia menyampaikan bahwa langkah itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan dan gizi berkualitas guna mewujudkan generasi yang sehat, aktif, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045.
Sebagai langkah penguatan keamanan pangan segar dalam program itu, Bapanas melakukan pemantauan terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai lokasi.
Dia mengatakan hasil pemantauan menunjukkan bahwa beberapa SPPG telah menerapkan standar keamanan pangan yang baik, seperti fasilitas penyimpanan yang memadai, sumber air bersih yang diuji secara berkala, serta prosedur operasi standar dalam penanganan makanan.
Selain itu, Bapanas mendorong penerapan sertifikasi Prima 1, 2 dan 3 serta surveilans oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah/Pusat (OKKPD/OKKPP) kepada petani, kelompok tani, dan pelaku usaha.
“Upaya ini bertujuan memastikan pangan segar yang beredar aman dari cemaran biologis, kimia dan benda asing lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia,” ujarnya.
Dia mencontohkan pemantauan telah dilakukan di SPPG Yayasan Tahfidz Al-Quran Baitul Mukmin Bekasi pada Rabu (12/3), menunjukkan bahwa Program MBG berjalan baik dengan penyediaan rata-rata 3.567 porsi makanan per hari bagi siswa dan penerima manfaat lainnya.
Jasa boga mitra telah memiliki Sertifikat Laik Sanitasi Higienis (SLSH) dari Dinas Kesehatan setempat serta menerapkan prosedur standar dalam penyimpanan dan distribusi bahan pangan.
Hal serupa juga ditemukan di SPPG Kebanyunan Tapos 1-5 Depok, yang dikelola oleh Yayasan Gerakan Solidaritas. Lima unit SPPG ini menyediakan lebih dari 15.000 porsi makanan setiap harinya dengan penerapan standar kebersihan dan keamanan pangan yang ketat.
"Kami melihat komitmen dari pengelola dalam menjaga standar keamanan pangan. Namun, evaluasi berkala tetap diperlukan agar kualitas layanan tetap terjaga,” tambah Arief.
Selain itu, Arief menekankan pentingnya penguatan kemitraan dengan petani lokal dan UMKM agar rantai pasok pangan dalam negeri semakin stabil dan berkelanjutan.
“Kita harus memastikan bahwa program ini tidak hanya berjalan dalam jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekosistem pangan secara keseluruhan,” ungkap Arief.
Bapanas juga mendorong pemanfaatan pangan lokal yang lebih beragam dalam program MBG sebagai bagian dari strategi diversifikasi pangan. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya pangan yang luar biasa.
Baginya, mengintegrasikan pangan lokal ke dalam program tersebut akan membantu meningkatkan ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung petani dan produsen pangan di daerah.
Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam menjamin keamanan pangan segar yang dikonsumsi masyarakat.
Meski begitu, Bapanas juga mendorong semua pihak, termasuk pelaku usaha, untuk bersama-sama memastikan bahwa pangan segar yang dikonsumsi masyarakat memenuhi standar keamanan dan mutu yang ditetapkan. "Ini adalah tanggung jawab bersama demi keberhasilan Program MBG,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pengawasan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas Hermawan mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan uji keamanan pangan segar dengan rapid test kit terhadap bahan baku pangan yang digunakan dalam program MBG.
"Kami ingin memastikan bahwa pangan segar yang dikonsumsi benar-benar aman dan bebas dari residu pestisida atau zat berbahaya lainnya. Ini merupakan langkah preventif yang harus diperkuat,” kata Hermawan.
Program MBG yang diluncurkan awal tahun 2025 bertujuan mengatasi permasalahan gizi buruk dan stunting di Indonesia, serta mendukung tumbuh kembang anak-anak, kesehatan ibu hamil dan menyusui, sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.
Pada tahap awal, program ini menargetkan 19,5 juta penerima manfaat, termasuk anak-anak dan ibu hamil, dengan distribusi makanan bergizi seperti nasi, sayuran, ayam dan susu.
Berita Trending
- 1 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 2 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 3 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 4 Kemdiktisaintek Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Indonesia-Australia
- 5 Brigade Beruang Amankan Pembalak Liar di Suaka Margasatwa Kerumutan
Berita Terkini
-
Tak Perlu Panik! Pemerintah Perkuat Stabilisasi Pangan Ramadhan
-
Stop Insiden Serupa! Menhub Ingatkan Pentingnya Kewaspadaan Risiko di Kereta
-
Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
-
PSU Pilkada di 24 Daerah Habiskan Rp719 Miliar, Pakar: Cerminan Buruknya Tata Kelola Pemilu di Indonesia
-
Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika