Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 24 Jan 2018, 05:00 WIB

Banyuwangi Kembangkan Aneka Objek Wisata Alam

rumah primitif - Dua warga Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi berada di depan rumah primitif, di Kampung Primitif, baru-baru ini.

Foto: istimewa

Sejumlah destinasi wisata baru terus bermunculan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bertambahnya objek wisata di Banyuwangi ini seiring dengan tingginya minat wisatawan yang berkunjung ke kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa tersebut.

Upaya pengembangan objek wisata baru tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, namun masyarakat yang sadar akan potensi wisata. Warga terus berinovasi untuk memunculkan ide kreatif dengan mengelola sumber daya alam di sekitar tempat tinggal mereka.

Warga Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, di Kabupaten Banyuwangi menyulap sebuah kawasan menjadi destinasi wisata Kampung Primitif. Objek ini mengandalkan potensi alam dan menjadi salah satu ikon unggulan desa di selatan kabupaten setempat.

Kampung primitif merupakan singkatan dari kata prima dan inovatif. Ide tersebut muncul dari anak muda Desa Purwodadi guna mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar. Mereka berusaha mengembangkan potensi alam yang berada di desanya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sidodadi, Subandi Winoto, mengatakan anak-anak muda di desa memiliki bakat di bidang taman dan ide kreatif. Untuk mengekspresikan keduanya dibuat sebuah kampung yang identik dengan kehidupan pedalaman atau prasejarah.

"Gagasan awal kampung primitif lahir dari kreativitas pemuda. Kampung ini merupakan wadah dan ruang ekspresi bagi kami untuk mengembangkan potensi alam yang ada di Desa Purwodadi," kata Subandi.

Menurut Subandi, warga desa kagum terhadap orang primitif karena antara hati dan perkataannya masih satu. Rasa persatuan, gotong royong, dan perdamaian mereka patut dicontoh.

Di sini juga dikenalkan budaya-budaya Nusantara dengan berbagai pernak-pernik yang bernuansa kehidupan primitif. Ada rumah berbentuk bulat dengan dinding kayu yang beratapkan jerami dan sejumlah kursi yang terbuat dari kayu.

Masih Alami

Untuk menuju kawasan wisata kampung primitif tidaklah sulit. Lokasinya tidak jauh dari Kantor Desa Purwodadi. Saat masuk ke kawasan tersebut, pengunjung wajib menitipkan kendaraannya di lokasi yang disediakan. Wisatawan harus berjalan kaki beberapa meter di bagian tepi Sungai Talang. Suasana kampung ini masih alami karena lokasinya berada di tengah kebun dengan luas sekitar satu hektare.

Saat memasuki objek wisata itu, wisatawan akan disambut dengan tarian anak-anak dan pemuda yang mengenakan dandanan primitif, seperti suku Dayak yang masih dijumpai di sejumlah pedalaman daerah Kalimantan. Suara kincir air di sekitar lokasi seolah menyambut setiap wisatawan yang datang. Tidak jarang beberapa pengunjung memilih duduk-duduk sambil menikmati alam di bawah rindangnya pohon-pohon besar dengan udaranya sangat sejuk.

Beberapa warga dan anak-anak yang berdandan ala suku pedalaman juga melakukan sejumlah aktivitas masyarakat primitif, seperti memasak dengan menggunakan kayu bakar dan bermain di sungai untuk mencari ikan. Dengan mengenakan baju ala suku Dayak dan wajah yang digambar sesuai dengan adat suku pedalaman, ditambah aksesori penutup kepala dan koteka, seakan membuat wisatawan berada di kawasan pedalaman yang sangat primitif.

Wisata kampung primitif tersebut dilengkapi dengan denah wisata agar para wisatawan yang berkunjung dapat menikmati wahana, serta berkeliling sepuasnya. Keasrian alam akan membuat suasana semakin sejuk dan pengunjung betah untuk berlama-lama di sana.

Di kampung primitif juga terdapat sungai yang di atasnya terdapat kayu untuk tempat bermain warga kampung primitif, sehingga semakin melengkapi keunikan berbagai kegiatan yang dilakukan warga ala suku pedalaman tersebut. Pengelola tidak menarik tiket masuk kepada wisatawan yang berkunjung ke kampung primitif, namun biasanya wisatawan memberikan uang seikhlasnya untuk pengembangan objek wisata yang dikelola warga Desa Purwodadi itu.

Meski belum dibuka secara resmi, destinasi wisata baru itu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai kota, apalagi pada libur akhir pekan, Sabtu-Minggu. Kampung primitif terus berbenah demi memberikan kenyamanan kepada pengunjung.

Wisatawan Rini Puspita mengaku senang berkunjung ke kampung primitif di Desa Purwodadi karena selama ini melihat suku adat pedalaman hanya di layar televisi, sehingga keluarganya ingin melihat lebih nyata bagaimana orang pedalaman hidup. Awalnya dia penasaran dengan ramainya perbincangan media sosial tentang kampung primitif tersebut. n SB/Ant/N-3

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.