Bank Jangan Berlindung di Balik Pandemi
PETANI HARUS DAPAT DUKUNGAN PERBANKAN I Pengunjung memetik melon Golden Alisa di Kampung Gunung Ranji, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, belum lama ini. Petani Milenial Tasikmalaya (Pelita) memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan wisata edukasi pertanian. Petani seperti Pelita inilah yang seharusnya mendapat pembiayaan dari perbankan, bukan membiayai barang impor yang konsumtif.
Inklusi keuangan perbankan, jelasnya, sampai saat ini juga belum menunjukkan kabar menggembirakan. Meski ada klaim peningkatan di sektor UMKM, hal itu harus dibandingkan lebih dulu dengan data total serapan dana perbankan dan kredit-kredit yang dikucurkan di sektor lain. "Mengejar 20 persen dari total portofolio kredit bank saja kan masih berat. Sebaliknya, yang mengucur ke sektor properti besar angkanya terus tinggi," katanya.
Dengan gaji bankir yang besar, kata Ma'ruf, seharusnya para bankir bisa menunjukkan bukti memiliki manajemen risiko yang kuat termasuk menghadapi pandemi. Bukannya malah ketika pandemi, saat semua sektor mengalami masalah yang sama, terus meminta duluan untuk diberi insentif dan kemudahan untuk mengatasi kredit macet.
"Lalu kerja mereka apa, kalau ada risiko minta ditalangi pemerintah? Saat ada masalah datang ke pemerintah, ini kan tidak adil untuk sektor ekonomi lain yang mandiri di saat apa pun," tukas Ma'ruf.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya