Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Jasa Keuangan I Kredit Macet Dipicu oleh Salah Pengelolaan Bank

Bank Jangan Berlindung di Balik Pandemi

Foto : ANTARA/ADENG BUSTOMI

PETANI HARUS DAPAT DUKUNGAN PERBANKAN I Pengunjung memetik melon Golden Alisa di Kampung Gunung Ranji, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, belum lama ini. Petani Milenial Tasikmalaya (Pelita) memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan wisata edukasi pertanian. Petani seperti Pelita inilah yang seharusnya mendapat pembiayaan dari perbankan, bukan membiayai barang impor yang konsumtif.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebenarnya, kredit macet perbankan, katanya, lebih besar dari yang mereka umumkan di kisaran 2-4 persen atau masih dalam batas ambang aman 5 persen untuk NPL net atau setelah dilakukan provisi atau penyisihan.

Salah kelola (mismanajemen) bank itu ujung-ujungnya meminta pemerintah untuk menalangi (bailout). Padahal, pemerintah sudah pernah punya pengalaman buruk mengenai bailout di masa lalu saat krisis moneter 1997/1998. Pemerintah jangan kembali mengulang kesalahan yang sama mem-bailout perbankan yang pada akhirnya menjadi penyebab negara terbebani seumur hidup seperti obligasi rekap dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang mencapai 6.000 triliun rupiah.

Bank seharusnya menyalurkan kredit ke sektor riil, pertanian, industri, bukan ke properti dan untuk membiayai impor yang konsumtif.

Badiul meminta agar pemerintah mengevaluasi kebijakan sektor perbankan, terutama selama pandemi ini.

"Jangan sampai niatan baik pemerintah justru dimanfaatkan oleh oknum nakal di perbankan," tegasnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top