Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 14 Jan 2023, 08:01 WIB

Bangkai Satelit ERBS NASA Berhasil Memasuki Bumi

Instrumen Earth Radiation Budget Satellite (ERBS) milik NASA.

Foto: NASA

Instrumen Earth Radiation Budget Satellite (ERBS) milik NASA yang sudah pensiun kembali memasuki kembali atmosfer Bumi setelah hampir empat dekade berada di luar angkasa.

ERBS jatuh kembali ke Bumi pada Minggu (8/1) malam pukul 23:04 waktu setempat. Satelit seberat 2.450 kilogram itu terjun ke Laut Bering.

"Departemen Pertahanan mengonfirmasi bahwa satelit seberat 5.400 pon masuk kembali ke atmosfer di atas Laut Bering," tulis NASA dalam pembaruan pada 9 Januari (dibuka di tab baru). "NASA memperkirakan sebagian besar satelit akan terbakar saat melewati atmosfer, tetapi beberapa komponen akan bertahan saat masuk kembali."

Diluncurkan dari Space Shuttle Challenger pada 5 Oktober 1984, ERBS telah secara aktif menyelidiki bagaimana Bumi menyerap dan memancarkan energi dari Matahari, dan melakukan pengukuran ozon stratosfer, uap air, nitrogen dioksida, dan aerosol.

Melansir laman resmi NASA, pesawat ruang angkasa ERBS adalah bagian dari misi The Earth Radiation Budget Experiment (ERBE) yang membawa tiga instrumen. Di mana, dua instrumen ditujukan untuk mengukur anggaran energi radiasi Bumi, dan satu lainnya untuk mengukur konstituen stratosfer, termasuk ozon. ERBS menggunakan tiga instrumen ilmiah tersebut untuk mempelajari bagaimana planet kita menyerap dan memancarkan energi matahari.

Anggaran energi, keseimbangan antara jumlah energi dari Matahari yang diserap atau dipancarkan Bumi, merupakan indikator penting kesehatan iklim. Memahami hal ini disebut NASA juga dapat membantu mengungkap pola cuaca. Sebagaimana diketahui, konsentrasi ozon di stratosfer memainkan peran penting dalam melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi ultraviolet yang merusak.

Walau ERBS dirancang untuk beroperasi hanya selama dua tahun tetapi terus berdetak hingga 2005. Pengamatannya membantu para peneliti mengukur efek aktivitas manusia terhadap keseimbangan radiasi Bumi. NASA terus melanjutkan keberhasilan misi ERBE dengan proyek-proyek termasuk rangkaian instrumen satelit Clouds dan Earth's Radiant Energy System (CERES) saat ini.

Eksperimen Aerosol dan Gas Stratosfer II (SAGE II) pada ERBS melakukan pengukuran stratosfer. SAGE II mengumpulkan data penting yang mengkonfirmasi penurunan lapisan ozon dalam skala global. Data itu membantu membentuk Perjanjian Protokol Montreal internasional, menghasilkan penurunan dramatis di seluruh dunia dalam penggunaan klorofluorokarbon perusak ozon. Hari ini, SAGE III di Stasiun Luar Angkasa Internasional mengumpulkan data tentang kesehatan lapisan ozon.

Kembalinya ERBS ke Bumi menyusul jatuhnya sampah luar angkasa lainnya yang lebih dramatis. Diberitakan sebelumnya, dua inti roket Tiongkok Long March 5B seberat kira-kira 23 ton jatuh kembali ke Bumi tanpa terkendali. Tabrakan ini terjadi masing-masing pada bulan Juli dan November sepanjang tahun 2022. Roket itu jatuh sekitar seminggu usai meluncurkan modul baru ke stasiun luar angkasa Tiangong milik Tiongkok. Hal ini lantas menuai kritik dari sebagian besar komunitas luar angkasa.

Walau ERBS adalah kasus berbeda karena sudah terbukti tidak menimbulkan bahaya selama hampir empat dekade mengudara di luar angkasa, kecelakaan pesawat ruang angkasa tetap menjadi pengingat bahwa orbit Bumi dihuni oleh banyak sampah luar angkasa, yang menimbulkan ancaman yang semakin meningkat karena semakin banyak satelit naik.

Redaktur: Fiter Bagus

Penulis: Suliana

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.