
Balakrishnan: Asean Harus Perkuat Integrasi untuk Tangkal Risiko Geopolitik
Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan
Foto: AFP/SAI AUNG MAINLANGKAWI - Asean perlu menggandakan integrasi regional untuk meningkatkan daya saing kelompok tersebut, terutama pada saat perubahan struktur geopolitik dan kebijakan ekonomi sedang terjadi di seluruh dunia, kata Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan.
"(Asean) tidak dapat mengendalikan agenda negara adikuasa, atau bahkan negara yang lebih besar, tetapi kita bisa dan kita harus fokus pada upaya mengintegrasikan diri, memperkuat ekonomi, dan konektivitas kita," ujar dia dalam sebuah sesi wawancara dengan media seusai pertemuan para menteri luar negeri Asean di Langkawi, Malaysia, Minggu (19/1).
Mengakui pergeseran global ke arah kebijakan yang lebih proteksionis dan nasionalistis, termasuk ancaman tarif dan tindakan pembatasan perdagangan oleh presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang dilantik pada tanggal 20 Januari, Menlu Balakrishnan mengatakan Asean harus beradaptasi sebagaimana mestinya.
“Kita menantikan pelantikannya (Trump) dan kebijakan-kebijakannya, dan kita harus membuat penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan bahkan ketika ia membuat perubahan-perubahan pada kebijakan-kebijakannya,” kata dia.
Namun, untuk menghadapi tekanan eksternal, Asean harus berusaha keras untuk meningkatkan integrasi regional dan konektivitas, serta menjadikan dirinya sekompetitif mungkin sebagai mitra dagang, tujuan investasi, atau bahkan sebagai sumber investasi, imbuh dia.
“(Hal ini dapat dicapai) dengan memiliki kebijakan jangka panjang yang konsisten, yang dapat diandalkan, yang dapat dipercaya, dan menjaga keterlibatan terbuka secara inklusif dengan semua kekuatan besar – Amerika, Tiongkok, Eropa, India, dan Jepang ,” ucap Menlu Singapura itu.
Pertemuan di Langkawi
Pertemuan tertutup antara para menteri luar negeri dan perwakilan dari 10 negara anggota kelompok politik dan ekonomi tersebut berlangsung di Langkawi, dan merupakan pertemuan tingkat tinggi Asean pertama yang diselenggarakan oleh Malaysia, ketua Asean untuk tahun 2025.
Asean telah memperkuat ekonomi dan konektivitasnya melalui beberapa perjanjian perdagangan yang ada, baik di dalam kawasan maupun dengan mitra dialognya.
Pertemuan di Langkawi berlangsung dengan latar belakang meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk konflik di Timur Tengah dan Ukraina, serta persaingan AS-Tiongkok yang lebih luas.
Mengenai kekuatan Asean, Menlu Balakrishnan mengatakan para pemimpin membahas kemampuan kelompok tersebut untuk mempertemukan mitra ekonomi utama melalui platformnya seperti KTT Asia Timur.
Dengan Asean sebagai intinya, KTT Asia Timur mempertemukan delapan mitra utama seperti Australia, Tiongkok, India, Jepang, New Zealand, Korea Selatan, Russia, dan AS, untuk berdialog.
"Hampir semua pihak yang berkepentingan dan relevan dengan Asean terwakili, dan kami berharap pertemuan ini, yang akan dipimpin oleh Malaysia sebagai ketua Asean, dapat menghasilkan semacam konsensus dan penyelarasan antara Asean dan semua mitra ekonomi utama kami," pungkas dia. ST/I-1
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 5 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
Berita Terkini
-
Abu Mendiang Barbie Hsu telah Kembali ke Taiwan
-
Tak Hanya Tempat Ibadah dan Wisata, Wamenekraf Gali Potensi Ekonomi Kreatif Masjid Istiqlal
-
Alokasikan APBN untuk Sektor Produktif, Jangan ke Belanja Rutin yang Daya Ungkit Rendah
-
Metode Steamflood PHR, Inovasi Anak Bangsa Untuk Ketahanan Energi Nasional
-
Panama Resmi Menarik Diri dari Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok