Bahaya Kencan Online Ancam Remaja Indonesia, Ini Cara Menghindarinya
Ilustrasi aplikasi kencan online.
Hal yang juga perlu menjadi perhatian pengguna, khususnya anak muda, adalah mengatur ekspektasi di dunia kencan daring. Melakukan kencan daring bisa memberikan kita perasaan puas dan menyenangkan apabila bertemu dengan orang yang sesuai dengan preferensi personal kita.
Namun, tak jarang ini dapat berujung pada perasaan stres, frustrasi, atau bahkan meragukan diri sendiri (self-loathing) akibat penolakan atau pelecehan. Pengguna perlu "beristirahat" dan mencari kegiatan lain untuk menjaga kondisi mentalnya. Tidak menutup kemungkinan, kita juga bisa mengakses fasilitas kesehatan mental - misalnya bercerita ke psikolog - terkait masalah yang kita hadapi dalam menggunakan aplikasi kencan.
Tips untuk Orang Tua
Selain remaja, orang tua juga perlu memahami potensi risiko kencan daring yang dapat terjadi pada anak mereka. Orang tua merupakan salah satu aktor penting dalam pembentukan perilaku dan pemahaman pada remaja, selain teman sebaya.
Orang tua perlu memahami, misalnya, bahwa remaja sangat mungkin memulai inisiasi dan eksplorasi terkait seksualitas - terlebih di zaman kencan daring. Tapi, di sisi lain, pastikan juga bahwa anak sudah mencapai usia dewasa atau usia pengambilan keputusan (age of consent). Aplikasi seperti Tinder dan Bumble, misalnya, mensyaratkan pengguna minimal berusia 18 tahun.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya