
Bahan Bakar Mahal, Tiket Melambung, Saatnya Turunkan Harga Avtur di Papua
Kilang Pertamina uji coba produksi bioavtur berbahan minyak jelantah.
Foto: ANTARA/HO-KPIJAKARTA - DPR RI menyoroti permasalahan harga Avtur di Papua yang dinilai terlalu tinggi dan membebani penerbangan perintis di wilayah tersebut.
Pemerintah bersama Pertamina diminta untuk menurunkan harga bahan bakar pesawat tersebut.
Anggota Komisi XII DPR RI, Arif Riyanto mengaku prihatin terhadap kondisi harga Avtur di Papua yang berdampak pada tingginya biaya penerbangan. “Harga Avtur yang tinggi membuat biaya carter dan tiket pesawat perintis menjadi sangat mahal. Ini tentu menjadi kendala besar bagi masyarakat di Papua, terutama di wilayah pegunungan, yang masih mengandalkan pesawat sebagai satu-satunya moda transportasi,” ujarnya dikutip dari laman resmi DPR RI, Minggu (16/3).
Dia menambahkan bahwa harga Avtur yang terus meningkat berpotensi memperburuk aksesibilitas masyarakat di daerah terpencil. “Masyarakat di Papua Pegunungan tidak punya alternatif transportasi lain selain pesawat. "Jika harga Avtur terus naik tanpa ada skema yang jelas untuk mengendalikannya, maka biaya perjalanan akan semakin tidak terjangkau bagi mereka,” tegasnya.
Legislator Dapil Papua Pegunungan itu pun meminta pemerintah bersama Pertamina untuk mencari solusi agar harga Avtur dapat lebih terkendali. “Kami berharap pemerintah bersama Pertamina dapat mencarikan skema terbaik agar harga Avtur tidak terus mengalami kenaikan. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga soal keadilan akses transportasi bagi saudara-saudara kita di Papua,” tutupnya.
Komisi XII DPR RI bersama Pelaksana Harian (Plh) Dirjen Migas, BPH Migas, dan Pertamina melakukan kunjungan kerja ke Bali untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan bakar Minyak (BBM) menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025 pada pekan kemarin.
Kunjungan ini tidak hanya berfokus pada kesiapan BBM di Bali menjelang hari besar keagamaan, tetapi juga menjadi momen bagi pemerintah dan Pertamina untuk meninjau kebijakan harga energi yang berpengaruh pada konektivitas dan kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil.
Beri Diskon
Secara terpisah, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan Pertamina telah melakukan kebijakan penyesuaian harga avtur untuk mendukung kelancaran mudik 2025.
“Untuk mendukung penurunan harga tiket pada saat mudik, Pertamina telah menyesuaikan harga avtur rata-rata 10 persen di 37 lokasi bandara,” ujar Simon dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Komplek Senayan, Selasa, 11 Maret 2025.
Selain penyesuaian harga avtur, imbuh Simon, Pertamina juga akan menurunkan harga tiket pesawat Pelita Air yang merupakan anak usaha Pertamina di sektor transportasi.
“Penurunan sebesar 15,8 persen untuk harga tiket Pelita Air pada periode mudik antara 24 Maret sampai dengan 7 April 2025,” imbuh Simon.
Simon juga memastikan Pertamina akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Ramadan Idulfitri mulai 17 Maret hingga 13 April 2025 untuk menjamin ketersediaan kebutuhan BBM, Atur dan LPG tetap terjaga dengan optimalisasi distribusi energi di titik-titik strategis.
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 Pemko Pekanbaru Tetap Pantau Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
- 3 Produktivitas RI 10 Persen di Bawah Rata-Rata Negara ASEAN
- 4 RPP Keamanan Pangan Digodok, Bapanas Siap Dukung Prosesnya
- 5 BEI Catat Ada 25 Perusahaan Beraset Besar Antre IPO di Pasar Modal, Apa Saja?
Berita Terkini
-
Nero atau Claudius Caesar Augustus Germanicus adalah kaisar Romawi yang Mati Bunuh Diri
-
Novak Djokovic Akhirnya Kembali ke Miami
-
Nero, Kaisar Paling Kontroversial dalam Sejarah Romawi
-
Petani Binaan Yayasan Astra Terus Komitmen & Konsisten Kembangkan Komoditas Kopi dan Kakao di Manggarai Timur
-
Kolaborasi Nippon Paint bersama Masyarakat Ekonomi Syariah Optimalkan Peran Masjid dalam Pemberdayaan Umat