Bahan Bakar dari Sampah Diujicobakan
Pembangunan tempat pengelolaan bahan bakar ramah lingkungan dari sampah di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (19/9/2022).
Foto: ANTARA/instagram/@dinaslhdki/dewaJAKARTA- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta uji coba produksi bahan bakar ramah lingkungan(Refuse Derived Fuel/RDF) yang diolah dari sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Oktober hingga Desember 2022.
"Kami uji coba operasi sampai Desemberdan target Januari 2023 bisa mulai beroperasi penuh," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Kamis.Ia menjelaskan tempat pengolahan RDF di TPST Bantargebang itu mampu memproduksi sekitar 750 ton RDF berupa batu bara ramah lingkungan yang diolah dari 2.000 ton sampah per hari.
Adapun 2.000 ton sampah itu terdiri dari 1.000 ton sampah baru dan 1.000 ton sampah lama.RDF itu, lanjut Asep, dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pabrik semen sekaligus membantu menekan pencemaran udara karena bahan bakarnya ramah lingkungan.
Saat ini, lanjut dia, tahapan pembangunan sarana RDF sudah mencapai lebih dari 70 persen dan ditargetkan sudah selesai pada Oktober 2022.Asep menambahkan setelah pembangunan RDF selesai, pihaknya berencana mengadakan penandatanganan kerja sama pemanfaatan hasil RDF yang akan dibeli oleh dua perusahaan semen pada 10 Oktober 2022.
Adapun skema kerja sama, kata dia, dua perusahaan semen itu memanfaatkan RDF untuk bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dengan jangka waktu kerja sama 10-15 tahun.Dengan kemampuan memproduksi itu ia mengharapkan mengurangi timbunan sampah di TPST Bantargebang yang saat ini sudah mencapai sekitar 50 juta meter kubik dengan ketinggian mencapai 50 meter.
Sedangkan sampah yang dikirim dari DKI Jakarta ke TPST Bantargebang mencapai kisaran 7.800 ton per hari.Selain memperoleh energi dari RDF dan memperoleh kompos, lahan baru juga bisa digunakan ulang karena berkurangnya sampah timbunan di TPST Bantargebang.
Kegiatan lain DKI adalah membangun sebanyak 583 sumur resapan untuk mengantisipasi genangan air di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pembangunan sumur resapan itu merupakan salah satu dari proses revitalisasi Pasar Induk Beras Cipinang.
"Prinsipnya zero run off artinya kalau ada air di luar sini maka Pasar Induk bisa dibilang tidak menyumbang air keluar," katanya.
Dengan pembuatan sumur resapan tersebut membuat air hujan yang jatuh di Kompleks Pasar Induk Beras Cipinang tidak dialirkan ke gorong-gorong yang berada di luar. Sehingga hal tersebut tidak membuat kawasan sekitar pasar terendam banjir akibat limpahan air dari Pasar Induk Beras Cipinang.
"Artinya air hujan yang jatuh di dalam komplek ini tidak dialirkan ke gorong-gorong di luar. Jadi disiapkan sumur resapan," ujarnya.
Berita Trending
- 1 Catat! Ini Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina yang Resmi Naik per 1 Januari 2025
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati
Berita Terkini
- Awal Tahun, Harga Bahan Pokok di Bekasi Masih Tinggi
- Malam Tahun Baru 2025 di Candi Prambanan Jadi TOP New Year's Eve di Dunia
- Tentara AS yang Tewas di Dalam Truk Tesla Alami PTSD, FBI: Tak Ada Kaitan dengan Teroris
- 4 Menteri Terjun ke Pantai Kuta, Bersihkan Sampah Kiriman
- Sampah di Pantai Bali Kiriman dari Sungai di Jawa