Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bagaimana Cokelat Bisa Melawan Perubahan Iklim

Foto : AFP/Axel Heimken

Pabrik Biochar | CEO perusahaan Circular Carbon, Peik Stenlund, berdiri di samping karung berisi biochar yang ada di gudang penyimpanan di pabrik Circular Carbon di Hamburg, Jerman, pada awal Mei lalu. Produk biochar ini diklaim mampu menangkap 2,6 miliar dari 40 miliar ton CO2 yang saat ini diproduksi oleh umat manusia setiap tahunnya.

A   A   A   Pengaturan Font

Sekam dari kulit biji kakao ternyata memiliki manfaat yang bisa dipergunakan untuk melawan perubahan iklim selain juga berpotensi digunakan sebagai pupuk dan beton ramah lingkungan.

Di sebuah pabrik yang bertembok batu bata merah di kota pelabuhan Hamburg, Jerman, sekam kulit biji kakao dimasukkan ke sebuah oven sehingga menghasilkan bubuk hitam yang luar biasa dengan potensi melawan perubahan iklim.

Bubuk hitam yang dinamai biochar ini diproduksi dengan memanaskan sekam kakao di ruang bebas oksigen hingga 600 derajat Celsius yang pada prosesnya mengunci gas rumah kaca dan produk akhirnya dapat digunakan sebagai pupuk atau sebagai bahan dalam produksi beton ramah lingkungan.

"Walau saat ini industri biochar masih dalam tahap awal, teknologi ini menawarkan cara baru untuk menghilangkan karbon dari atmosfer bumi," kata para ahli.

Sedangkan menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) PBB, biochar berpotensi digunakan untuk menangkap 2,6 miliar dari 40 miliar ton CO2 yang saat ini diproduksi oleh umat manusia setiap tahunnya.

Akan tetapi meningkatkan penggunaan biochar tetap menjadi tantangan. "Kami berupaya membalikkan siklus karbon," kata Peik Stenlund, CEO Circular Carbon, kepadaAFPsaat ditemui di pabrik biochar di Hamburg beberapa waktu lalu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top