Atasi Kekeringan, BPBD Sabu Raijua NTT Upayakan Sumur Bor
Arsip - BPBD Sabu Raijua, NTT melakukan distribusi air bersih bagi desa yang terancam kelangkaan air bersih pada musim kemarau bulan September 2023.
Foto: ANTARA/HO-BPBD Sabu RaijuaKUPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengupayakan sumur bor sebagai salah satu langkah persiapan mengatasi kekeringan pada musim kemarau.
"Sekarang kami masih fokus pada pengajuan sumur bor ke BNPB sebagai antisipasi kekeringan panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Kamis.
Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten di NTT yang selalu mengalami kekeringan setiap tahun.
Upaya yang selalu dilakukan oleh BPBD Kabupaten Sabu Raijua pada tahun-tahun sebelumnya adalah pendistribusian air bersih menggunakan tangki miliki BPBD maupun mitra.
Namun, pada tahun 2024, BPBD mengajukan permohonan pengadaan sumur bor agar pendistribusian air bersih dapat lebih optimal.
"Kami sedang melengkapi administrasi surat keputusan siaga darurat kekeringan, surat pernyataan kekeringan, dan beberapa berkas lain untuk mendukung pengusulan permohonan bantuan sumur bor itu," ujarnya.
Menurut dia, dari 63 desa/kelurahan, sebanyak 61 desa/kelurahan di antaranya mengalami kekeringan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi cuaca bahwa sebagian wilayah NTT telah memasuki musim kemarau.
Pada musim kemarau ini, BMKG menyebut aktifnya monsoon timur yang mengakibatkan peningkatan kecepatan angin.
Lahan pun bersifat kering sehingga perlu diwaspadai dengan melakukan berbagai langkah antisipasi.
"Kami masih lakukanmonitoringdi Raijua, nanti minggu depan kami keluarkan imbauan antisipasi hadapi kekeringan," ucapnya.
Redaktur: -
Penulis: Alfred, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 3 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 4 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 5 Hargai yuk Berbagai Potensi Sekitar Kita