Negara Berkembang Harus Belajar ke Tiongkok Cara Atasi Kemiskinan Ekstrem
Negara Berkembang Perlu Belajar dari Tiongkok Cara Atasi Kemiskinan
Foto: antaraHARARE– Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Buruh Internasional (Internasional Labour Organizations/ILO), Gilbert Houngbo, pada Senin (2/12), di Harare, Zimbabwe, mengatakan negara-negara berkembang perlu belajar memberantas kemiskinan ekstrem dari pengalaman berharga berbagai negara seperti Tiongkok.
Berbicara kepada Xinhua seperti dikutip dari Antara, disela-sela wawancara pertemuan mengenai Koalisi Global untuk Keadilan Sosial di Zimbabwe, mantan Perdana Menteri Togo itu mengatakan Tiongkok menawarkan contoh praktis kebijakan dan strategi pemberantasan kemiskinannya yang dapat dipelajari negara-negara berkembang seperti Zimbabwe.
Tiongkok telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap keadilan sosial global melalui kebijakannya yang berpusat pada rakyat, yang selama bertahun-tahun berhasil mengentaskan jutaan penduduk Tiongkok, keluar dari kemiskinan ekstrem.Oleh sebab itu, negara-negara berkembang perlu meneladani komitmen mendalam Tiongkok terhadap pemberantasan kemiskinan.
“Bagi negara seperti Zimbabwe atau negara berkembang lainnya, mereka perlu melihat elemen-elemen yang dapat dipelajari dari Tiongkok, kemudian mendiskusikan dan merundingkannya. Pada akhirnya, kita harus menjadi diri sendiri, namun juga belajar dari keahlian negara-negara seperti Tiongkok dan India yang telah keluar dari belitan kemiskinan belum lama ini. Mereka memiliki pengalaman yang masih segar,” kata Houngbo.
Houngbo memuji kontribusi penting yang diberikan Tiongkok bagi upaya pengurangan kemiskinan global. Dia juga mengatakan bahwa Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDG) untuk mengurangi kemiskinan global ekstrem hingga separuhnya telah dicapai sebelum tenggat waktu 2015 berkat kontribusi Tiongkok dan India.
Houngbo menambahkan bahwa Tiongkok telah membuktikan komitmen teguhnya untuk memberantas ketidaksetaraan dengan bergabung dalam Koalisi Global untuk Keadilan Sosial.
Mobilitas Sosial
Pemerhati masalah kemiskinan dari Sustainability Learning Center (SLC), Hafidz Arfandi, mengatakan kunci untuk dapat mempercepat pertumbuhan salah satunya dengan mengatasi kemiskinan, karena rumah tangga nantinya akan jadi motor penggerak pertumbuhan dengan daya beli dan konsumsinya.
Pemerintah, katanya, perlu mencermati strategi Tiongkok dalam mengatasi kemiskinan, tidak cukup hanya menggunakan basis bantuan sosial, karena yang lebih dibutuhkan adalah akses mobilitas sosial melalui perbaikan kualitas akses untuk anak dari keluarga miskin melalui pendidikan dan kesehatan yang terintegrasi.
“Indonesia bisa belajar dari apa yang dikerjakan Tiongkok dan Vietnam sehingga melahirkan industri padat karya yang kompetitif secara global,” pungkas Hafidz.
Apalagi, untuk keluar dari middle trap income Indonesia butuh pertumbuhan setidaknya 7–8 persen untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi.
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Perluas Pasar, Produk Halal RI Unjuk Gigi di Istanbul
- 3 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 4 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 5 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
Berita Terkini
- Paparan Kinerja Tugu Insurance Kuartal III 2024
- Polisi Gelar Perburuan Besar-besaran terhadap Pelaku Penembakan CEO UnitedHealthcare
- DFI Retail Nusantara Resmikan Logo Baru
- KPU DKI Pastikan Rangkaian Pilkada di Jakbar Berlangsung Transparan
- Dipengaruhi Window Dressing, Tren Positif IHSG Diprediksi Masih Berlanjut