Ashoka, Raja Bijaksana dari Kekaisaran Maurya
Nama Ashoka sendiri berarti "tanpa kesedihan". Dalam dekritnya yang diukir di batu, ia disebut sebagai Devanampiya Piyadassi yang menurut sejarawan John Keay dan telah disetujui oleh konsensus ilmiah, berarti "yang dicintai para dewa" dan "bersikap anggun."
Yang aneh pada awal pemerintahannya Ashoka dikenal sangat kejam. Ia melancarkan kampanye melawan Kerajaan Kalinga pada sekitar tahun 260 SM yang mengakibatkan pembantaian, kehancuran, dan kematian. Dari peristiwa tersebut Ashoka meninggalkan cara-cara kekerasan dan beralih ke agama Buddha dalam mengabdikan dirinya untuk perdamaian sebagaimana dicontohkan dalam konsep dharma.
Sebagian besar dari apa yang diketahui tentangnya, berasal dari teks-teks Buddha yang memperlakukannya sebagai model pertobatan dan perilaku berbudi luhur. Sayangnya kekaisaran dikembangkan ia dan pendahulunya tidak lama bahkan hanya 50 tahun setelah kematiannya.
Meskipun ia adalah raja terhebat dari salah satu kekaisaran terbesar dan terkuat di zaman kuno, namanya hilang dari sejarah sebelum diidentifikasi oleh sarjana dan orientalis Inggris James Prinsep pada tahun 1837 M.
Sejak saat itu, Ashoka dikenal sebagai salah satu raja kuno yang paling menarik karena keputusannya untuk meninggalkan perang, kegigihannya pada toleransi beragama, dan upaya damainya dalam membangun agama Buddha sebagai agama utama dunia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya