Asean Didesak "Hukum" Junta
Protes Junta I Sejumlah aktivis yang ikut serta dalam aksi protes menentang eksekusi aktivis prodemokrasi oleh junta di Myanmar, berunjuk rasa di luar United Nations University di Tokyo, Jepang, pada Selasa (26/7) lalu. Desakan terhadap Asean untuk “menghukum” junta dalam menanggapi eksekusi itu saat ini makin menguat.
Sharon Seah, koordinator Pusat Studi Asean dan Perubahan Iklim di ISEAS - Yusof Ishak Institute di Singapura, mengatakan perkembangan terakhir mungkin menjadi titik kritis untuk perhimpunan negara-negara Asia tenggara tersebut.
"Asean perlu memikirkan kembali secara serius pendekatannya terhadap Myanmar, termasuk bentuk penangguhan sementara secarade factomeskipun Piagam Asean tidak secara eksplisit mengaturnya," cuit Seah di media sosial.
"Jika Asean tidak mengambil tindakan lebih keras, maka itu akan tampak lemah dan kurang kredibilitas. Tapi, jika tindakan itu dilakukan, berisiko menutup pintu negosiasi dengan pemerintah junta secara permanen," imbuh dia.
Sementara itu Aizat Khairi, seorang akademisi di Departemen Studi Umum di Universitas Kuala Lumpur, mengatakan beberapa bentuk hukuman perlu dijatuhkan sebagai hukuman atas eksekusi tersebut.
"Kemungkinan sulit untuk mengusir Myanmar dari Asean, tetapi ini adalah sikap yang jika diambil, akan mengirim pesan yang kuat kepada junta bahwa Asean memang bersatu dan tidak mentolerir kejahatan terhadap kemanusiaan," kata dia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya