AS Serukan DK PBB Gelar Voting soal Gencatan Senjata di Gaza
Konflik Gaza
Foto: ISTIMEWAWASHINGTON - Amerika Serikat (AS), pada Minggu (9/6), mengumumkan mereka telah meminta Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara mengenai rancangan resolusi yang mendukung rencana gencatan senjata segera dengan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas.
Dikutip dari France 24, sumber-sumber diplomatik mengatakan pemungutan suara tersebut direncanakan pada hari Senin, namun belum dikonfirmasi oleh Korea Selatan, yang memegang jabatan presiden Dewan Keamanan untuk bulan Juni.
"Hari ini, Amerika Serikat meminta Dewan Keamanan untuk melakukan pemungutan suara, mendukung usulan yang dibahas," kata Nate Evans, Juru Bicara Delegasi AS, tanpa menyebutkan tanggal pemungutan suara.
"Anggota Dewan tidak boleh melewatkan kesempatan ini dan harus berbicara dengan satu suara untuk mendukung kesepakatan ini," kata Evans.
Amerika Serikat, sekutu setia Israel, telah banyak dikritik karena menghalangi beberapa rancangan resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Presiden AS, Joe Biden, pada tanggal 31 Mei, meluncurkan dorongan baru untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera, terpisah dari PBB.
Membebaskan Sandera
Berdasarkan proposal tersebut, Israel akan menarik diri dari pusat populasi Gaza dan Hamas akan membebaskan sandera. Gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu pertama, dan kemudian diperpanjang ketika para perunding berupaya mengakhiri permusuhan secara permanen.
Amerika Serikat menempatkan tanggung jawab utama untuk menerima proposal itu kepada Hamas, khususnya menyerukan kelompok militan Palestina untuk menerima dokumen tersebut dalam versi terbaru rancangan teks itu.
Versi usulan itu, yang didistribusikan ke negara-negara anggota pada hari Minggu, menyambut baik proposal gencatan senjata baru tersebut sambil menyatakan, tidak seperti versi sebelumnya, bahwa Israel telah menerimanya.
Rancangan resolusi tersebut menyerukan kepada Hamas untuk juga menerimanya, dan mendesak kedua belah pihak untuk sepenuhnya melaksanakan ketentuan-ketentuannya tanpa penundaan dan tanpa syarat.
Menanggapi permintaan dari beberapa negara anggota, teks terbaru dengan jelas menjabarkan proposal tersebut. Hal ini mencakup fase pertama dengan gencatan senjata segera, penuh, dan menyeluruh, pembebasan sandera yang disandera oleh Hamas, dan pertukaran tahanan Palestina ditambah penarikan pasukan Israel dari wilayah berpenduduk di Gaza.
Hal ini juga mencakup distribusi bantuan kemanusiaan yang aman dan efektif dalam skala besar di seluruh Jalur Gaza kepada semua warga sipil Palestina yang membutuhkannya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia