Selasa, 03 Des 2024, 21:43 WIB

AS Luncurkan Pembatasan Ekspor Baru pada Sektor Cip Tiongkok

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.

Foto: Istimewa

WASHINGTON - Amerika Serikat pada hari Senin (3/12), mengumumkan pembatasan ekspor baru yang menargetkan kemampuan Tiongkok untuk membuat semikonduktor canggih, yang memicu kecaman keras dari Beijing karena persaingan semakin dalam antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Dikutip dari Yahoo Finance, langkah ini memperluas upaya Washington untuk mengekang ekspor cip canggih ke Tiongkok, yang dapat digunakan dalam sistem persenjataan canggih dan AI (kecerdasan buatan).

Pengumuman tersebut muncul beberapa minggu sebelum Presiden terpilih Donald Trump kembali ke Gedung Putih, tempat ia diperkirakan akan memperkuat sikap agresif Washington terhadap Tiongkok.

"Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk melindungi teknologi kami agar tidak digunakan oleh musuh-musuh kami dengan cara yang mengancam keamanan nasional kami," kata Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, dalam sebuah pernyataan.

Ia menambahkan Washington akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra "untuk secara proaktif dan agresif menjaga teknologi dan pengetahuan terdepan di dunia agar tidak digunakan untuk merusak keamanan nasional kita."

Dalam membela kepentingannya, Beijing berjanji pada hari Senin lewat juru bicara kementerian perdagangan Tiongkok,  mengatakan, Amerika Serikat "menyalahgunakan tindakan pengendalian ekspor" dan telah "menghambat pertukaran ekonomi dan perdagangan normal."

Aturan AS terbaru mencakup pembatasan penjualan kepada 140 perusahaan, termasuk perusahaan cip China Piotech dan SiCarrier, tanpa izin tambahan.

Ini juga berdampak pada Naura Technology Group, yang membuat peralatan produksi cip, menurut Departemen Perdagangan.

Lainnya termasuk entitas di Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

Aturan baru AS juga mencakup kontrol terhadap dua lusin jenis peralatan pembuatan cip dan tiga jenis alat perangkat lunak untuk mengembangkan atau memproduksi semikonduktor.

"Kami terus berbicara dengan sekutu dan mitra kami serta menilai ulang dan memperbarui kontrol kami," kata Wakil Menteri Perdagangan untuk industri dan keamanan Alan Estevez.

Seorang peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Thibault Denamiel, mengatakan tindakan terbaru tersebut mengonfirmasi "lintasan kebijakan AS alih-alih meningkatkan upaya pengendalian secara signifikan."

"Pentingnya penambahan tersebut berkurang karena adanya proposal dari pemerintahan Trump yang akan datang," tambahnya, seraya mencatat presiden terpilih telah bersumpah untuk mengambil tindakan drastis yang mengerdilkan pembatasan terbaru pada teknologi cip ini.

Pembatasan pada hari Senin merupakan kelanjutan dari kebijakan yang dimulai di bawah pemerintahan pertama Trump untuk mencegah Tiongkok menjadi ekonomi teknologi terkemuka.

Pada hari Senin, Menteri Perdagangan, Gina Raimondo, menekankan pemerintahan Presiden Joe Biden sangat tegas dalam "menangani secara strategis modernisasi militer Tiongkok melalui pengendalian ekspor."

Departemen Perdagangan mengatakan pembatasan baru tersebut dimaksudkan untuk memperlambat pengembangan AI canggih Tiongkok yang dapat "mengubah masa depan peperangan," dan mengganggu pengembangan ekosistem semikonduktor Tiongkok sendiri.

Namun badan tersebut menegaskan bahwa hal ini sejalan dengan kebijakan "halaman kecil, pagar tinggi" Washington, yang menargetkan pembatasan secara strategis -- sebuah pendekatan yang dikritik oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping bulan lalu.

Seruan untuk lebih menutup rantai pasokan semikonduktor telah berkembang sejak dunia semakin menyadari kekuatan AI, dengan peluncuran ChatGPT.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: