Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

"Arab Spring" Melanda Lebanon

Foto : REUTERS/Hannah McKay.

Seorang pengunjuk rasa yang terluka, Sabtu (8/8) dievakuasi saat protes menyusul ledakan yang terjadi pada hari Selasa, di Beirut, Libanon.

A   A   A   Pengaturan Font

Apa yang terjadi di Tunisia saat itu memicu munculnya semangat yang sama di berbagai negeri Arab. Kini, unjuk rasa dan amuk massa dengan semangat Arab Spring itu muncul di Lebanon, pascaledakan dahsyat di pelabuhan Beirut.

"Apii yang disulut itu tidak padam, tetapi justru membakar akar rumput yang kering di negeri-negeri Arab." Itulah salah satu slogan yang muncul saat pemuda Tunisia, Tarek al-Tayeb Mohamed Bouazizi, 26 tahun, membakar diri pada 17 Desember 2010. Dia membakar dirinya sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang mempersulit rakyat kecil dalam mencari nafkah.

Bouazizi tidak menyangka tindakannya itu mampu memicu sebuah revolusi besar di negerinya dan negara-negara Arab lainnya. Bouazizi hanyalah seorang pedagang buah. Penghasilannya hanya sekitar 1,3 juta rupiah per bulan. Dengan uang itulah dia menghidupi delapan orang anggota keluarga.

Pemuda yang tinggal di Kota Sidi Bouzid itu ingin meningkatkan usahanya, dari berjualan di gerobak menjadi kendaraan roda empat sejenis pick up. Keluarganya tidak mampu membayar uang sogok ke tiga orang petugas pemda. Barang dagangan Bouazizi pun digaruk dan si penjual dipentung petugas.

Bouazizi frustasi. Pada 17 Desember 2010, dia menyiram dirinya dengan bensin dan menyalakan korek api. Si penjual buah itu luka bakar hingga 90 persen, dan 5 Januari 2011, Bouazizi meninggal. Kabar kematiannya tersiar ke segala pelosok bumi. Pengguna media sosial, Twitter, terus berkicau membakar semangat perubahan dan menyuarakan hak-hak si tertindas di Tunisia.

Aksi penjual buah pinggir jalan yang nyawanya tak tertolong tersebut akhirnya memicu protes besar rakyat Tunisia yang membuat Presiden Zine El Abidine Ben Ali harus mundur dari kekuasaan yang dipegangnya selama 23 tahun. Kekuasaan yang tak tergoyahkan selama puluhan tahun jatuh hanya 10 hari sejak Bouazizi wafat.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top