Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

"Arab Spring" Melanda Lebanon

Foto : REUTERS/Hannah McKay.

Seorang pengunjuk rasa yang terluka, Sabtu (8/8) dievakuasi saat protes menyusul ledakan yang terjadi pada hari Selasa, di Beirut, Libanon.

A   A   A   Pengaturan Font

Apa yang terjadi di Tunisia saat itu memicu munculnya semangat yang sama di berbagai negeri Arab. Kini, unjuk rasa dan amuk massa dengan semangat Arab Spring itu muncul di Lebanon, pascaledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut. Menteri Informasi Lebanon Manal Abdel Samad, Menteri Lingkungan Demanios Kattar, dan Menteri Kehakiman Lebanon Marie Claude Najm, mengundurkan diri.

Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, merencanakan pertemuan darurat, Senin (10/8). Sebab, pengunduran diri tujuh atau lebih dari 20 menteri bisa memaksa kabinet pemerintahan itu turun dan menjadi pemerintah sementara.

Ledakan dahsyat sekitar 2.700 ton amonium nitrat di Gudang Pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8), yang menewaskan sedikitnya 100 orang serta melukai 4.000 lainnya, memang membuat perekonomian Lebanon makin terpuruk.

Sebelum ledakan dahsyat tersebut, masyarakat Lebanon telah terjerembap dalam cengkeraman krisis ekonomi yang kuat. Kini ditambah lagi dengan pandemi virus korona baru.

Sejak Maret 2020, harga sebagian besar barang di Lebanon melonjak hampir tiga kali lipat. Sementara nilai mata uang negara itu turun 80 persen dan sebagian besar warganya harus kehilangan pekerjaan. Korupsi di tubuh pemerintahan dan kesalahan dalam mengatur keuangan negara menjadi salah satu penyebab Lebanon berada di ambang kehancuran finansial.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top