Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Apresiasi Para Seniman Mural, Mowilex Luncurkan Buku  

Foto : istimewa

peluncuran buku

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Produsen cat untuk segmen premium PT Mowilex Indonesia (Mowilex), dan mitra cat resmi Museum Macan, meluncurkan sebuah buku berjudul Crossing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists. Buku ini berisi dokumentasikan 20 profil seniman dan komunitas mural di Indonesia berkolaborasi dengan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).

Crossing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists menceritakan perjalanan panjang 20 seniman dan komunitas mural dalam berkesenian serta berproses hingga menemukan karakter yang mampu mewakili identitas sang seniman. Mereka adalah (berdasarkan abjad), Anagard, Apotik Komik, Andy Rharharha, Bayu Widodo, Bujangan Urban, Darbotz, Eko Nugroho, Emus Larmawata, Farid Stevy, Farhan Siki, Geger Boyo, Komunitas Pojok, Media Legal, Marishka Sukarna, Popok Tri Wahyudi, Sinta Tantra, Stereoflow, The Popo, Taring Padi, dan Wild Drawing.

Berjumlah 356 halaman, buku tersebut ditulis dalam Bahasa Indonesia oleh Seno Joko Suyono, Hilmi Faiq dan Samuel Indratma dan versi Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tjandra Kerto, Dwi Atmanta, and Anton Kurnia dan dicetak dalam jumlah terbatas. Ini bukan buku pertama yang dibuat oleh Mowilex, sebelumnya, Mowilex pun telah membuat buku persembahan untuk para seniman ukir kayu di Bali dalam tajuk Balinese Woodcarving - A Heritage to Treasure.

"Nama-nama tersebut kami kurasi dari ratusan seniman dengan pertimbangan antara lain kekaryaan, konsistensi, kebaruan, dan tema. Selain itu jugamagnitudeatau impak karya terhadap publik. Misalnya, beberapa karya mereka menjadi penanda tempat atau ikon seperti yang dilakukan Darbotz dan Stereo Flow," ujar Kurator dan Penulis buku Crossing The Wall, Hilmi Faiq di Museum Macan, Jakarta Senin (31/7).

Candra Gautama dari KPG mengatakan proses penggalian data dan wawancara berlangsung secara daring sepenuhnya. Hal ini karena ketika buku ini disusun penulis dan para seniman berada dalam bekapan pandemi Covid-19.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top